Masjid ini didirikan oleh masyarakat dari 4 koto yaitu dari daerah Gunuang, Paninjauan, Jaho dan Tambangan. Masjid Asasi pernah dijadikan sebagai basis pengembangan Islam terutama mengembangkan Madrasah Thawalib Gunuang. Tokoh-tokoh seperti Buya HAMKA pernah menggelar pengajian disini. Masjid Asasi memiliki 3 motif ukiran dari aliran yang berbeda yaitu Hindu, China dan Minangkabau.[1] Masjid ini mulai dibangun pada tahun 1702 atas swadaya masyarakat Batipuh Koto.
Masjid ini merupakan masjid pertama di Nagari Gunung dan Kota Padang Panjang. Secara umum bangunan masjid masih belum mengalami perubahan signifikan. Berdasarkan informasi masyarakat, pada awalnya atap masjid berbahan ijuk diganti menggunakan seng sekitar tahun 1905, serta penggantian dinding yang sudah lapuk pada tahun 1956.
Masjid Asasi memiliki denah dasar bujur sangkar 13,1 m x 13,1 m, dengan tambahan mihrab pada sisi barat berukuran 2,2 m x 4,6 m serta serambi/beranda (pintu masuk) pada sisi timur berukuran 5 m x 4,4 m. Pada sisi serambi ini terdapat 2 buah tangga masuk bangunan (sisi kiri-kanan) berbahan beton/coran semen. Pintu masuk bangunan terdapat pada sisi timur. Secara keseluruhan jendela masjid berjumlah 14 buah dengan rincian: 2 buah diserambi yang masing-masing menghadap sisi utara dan selatan, bangunan utama 10 buah yang menghadap sisi utara 4 buah, selatan 4 buah dan timur 2 buah, serta 2 buah pada mihrab yang masing-masing menghadap sisi utara dan selatan.
Secara keseluruhan bangunan masjid ini ditopang oleh 9 buah tiang, dengan rincian 1 tiang soko guru pada bagian tengah serta 8 tiang lainnya yang mengelilingi tiang sosko guru. Sebagai informasi tiang soko guru ini berukuran lebih besar dari tiang-tiang lainnya. Bagian dalam tiang soko guru berbahan kayu dengan bagian luarnya dilapisi beton/semen. Sedangkan 8 buah tiang lainnya berbahan kayu berbentuk bulat. Pada bagian atas dari tiang soko guru terdapat hiasan kelopak bunga matahari.
Atap masjid berbentuk tumpang (limas) dengan jumlah undakan 3 buah. Secara umum komponen bahan bangunan berbahan kayu serta beratap seng. Seluruh dinding bangunan dipenuhi dengan ragam hias motif flora. Pada sisi timur terdapat rumah bedug berukuran 3 m x 2 m, sebagai tempat menempatkan tabuh.
[1] Ilham Cluster. Hak Cipta: Tim Labor Sejarah FIBA IAIN Padang
Di Edit oleh : Muhammad Ilham. Sabtu, 5 Juni 2010. “Masjid Tua dan Bersejarah di Minangkabau” (online), (http://ulama-minang.blogspot.co.id/2010/06/masjid-tua-historis-di-minangkabau.html, diakses tanggal 20 September 2017)