Abdul Manan merupakan tokoh pejuang yang melawan Belanda pada tahun 1908. Abdul Manan meninggal dalam peristiwa perlawanan terhadap Belanda ketika memimpin gerakan untuk menentang pemungutan pajak yang dilakukan oleh Belanda. Makam ini dibangun serta diresmikan pada tanggal 15 Juni 1963 oleh Kasat Jendral AH. Nasution,dan diberi nama “Kompleks Makam Pahlawan Perang Kamang Haji Abdul Manan”.[1]
Pada makam ini terdapat 21 buah makam. Dari makam yang ada tersebut hanya tiga makam yang dianggap penting, yaitu Makam Abdul Manan, Makam H. Musa (Gurunya), dan makam Pakiah Nagari (anak Abdul Manan). Lokasi situs berada di tengah-tengah sawah penduduk. Penataan yang telah dilakukan oleh masyarakat sekitarnya berupa pondasi pagar keliling berukuran panjang 39,5 m lebar bagian selatan 14,5 m, dan bagian utara 18,5 m. Bagian depan diberi pintu gerbang berukuran lebar 3 m, tinggi 2,25 m. Makam Abdul Manan nisannya berupa nisan menhir polos tanpa hiasan.
[1] Buku Cagar Budaya Kabupaten Agam, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, halaman 14