Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengawali kepemimpinannya dengan gebrakan; Merdeka Belajar. Menurut petinggi yang biasa disapa Mas Menteri ini, Merdeka Belajar merupakan permulaan gagasan di samping gagasan lain yang akan diluncurkan untuk memperbaiki sistem pendidikan nasional yang terkesan monoton. Merdeka Belajar merupakan inisiatif Nadiem Makarim tentang keinginan menciptakan suasana belajar yang bahagia, baik bagi murid maupun para guru. Untuk mewujudkan tujuan itu, menteri menetapkan empat program pokok kebijakan pendidikan “Merdeka Belajar” yang terdiri dari; Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi.
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat sebagai salah satu unit pelaksana tugas (UPT) di lingkup Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan turut mendukung keinginan sang menteri. Dengan Tugas dan Fungsi (Tusi) sebagai pelaksana pelestari cagar budaya, BPCB Sumatera Barat, selain merawat beragam benda masa lalu yang disimpan di ruang koleksi, juga merawat banyak site cagar budaya yang terdapat di lapangan. Keduanya dapat dijadikan sebagai media belajar, objek observasi yang menyenangkan, karena jauh dari suasana kaku sebagaimana di ruang kelas formal.
Pada hari, Rabu tanggal 13 Februari 2020, sebanyak 32 murid dan 4 orang pendamping dari SD Negeri 06 Sumani, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok berkunjung ke situs-situs cagar budaya yang ada di Kabupaten Tanah Datar. Rombongan tersebut memulai kunjungannya dari Batu Batikam dan Kuburan Rajo, dua lokasi cagar budaya yang berdekatan. Selanjutnya rombongan mengunjungi Prasasti Pagaruyung (Batu Basurek) dan berakhir di Ruang Koleksi Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat.
Menurut Ibu Susi, salah seorang guru pendamping, kunjungan dilakukan dengan tujuan mengetahui sebanyak mungkin cagar budaya, terutama yang memiliki kaitan dengan budaya Minangkabau. Atas dasar itulah mereka mengajak siswa untuk berkunjung ke ruang koleksi Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat. Diakui oleh yang bersangkutan, dengan mengajak anak-anak langsung berkunjung ke situs dan ke ruang koleksi seperti di BPCB Sumatera Barat, dapat meningkatkan semangat anak didik untuk mengetahui bagaimana kehidupan pada masa lalu. Dengan demikian, tujuan pembelajaran lebih cepat dicapai dibanding pembelajaran textbook.
Dari aspek pelestarian cagar budaya, kunjungan situs dan ruang koleksi seperti yang dilakukan oleh adik-adik dari SD Negeri 06 Sumani merupakan bagian dari upaya publikasi cagar budaya kepada masyarakat luas. Terdapat simbiosis mutualisme dalam kegiatan yang dilakukan. Pengunjung mendapatkan layanan dan wawasan edukatif, sementara BPCB Sumatera Barat pada saat yang sama juga telah melaksanakan upaya publikasi cagar budaya, terang Ahmad Kusasi dari pihak BPCB Sumatera Barat. Lebih lanjut, Kapokja Dokpub ini menerangkan jika ada sekolah lain yang ingin berkunjung, silahkan berkunjung, kami dengan sangat antusias akan menyambut dan melayaninya. Sesuai dengan prosedur birokrasi, kepada sekolah-sekolah yang ingin ke situs dan ruang koleksi agar mengirim surat pemberitahuan kunjungan ke kantor Balai pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat.
“Cara kami berkontribusi dan mendukung program Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Mendikbud adalah dengan memberikan ruang seluas-luasnya kepada para murid/siswa, pelajar maupun mahasiswa untuk berinteraksi dengan cagar budaya serta melayaninya dengan maksimal” tutup Kusasi.