Kebutuhan sarana ibadah bagi aktivitas religius di Sawahlunto terutama bagi kalangan Eropa dan pegawai tambang yang beragama Kristen di Sawahlunto mendorong dibangunnya gereja. Hingga saat sekarang gereja (Kerk) ini berfungsi dengan sebagai perribadatan umat Katholik di Sawahlunto. Pada zaman Jepang dari tahun 1942-1945 Gereja ini diambil oleh pasukan Jepang sebagai asrama.
Bangunan gereja ini terletak di sudut simpang jalan raya menuju pasar kota, mengahadap jalan raya. Bangunan gereja ini milik yayasan Prayoga Padang. Bangunan gereja ini berarsitektur eropa. Dapat dilihat dari bentuk kemuncak pada bagian atap bangunan dan hiasan lengkung pada bagian atasnya