You are currently viewing Zonasi Benteng Kalamata
Aktivitas Zonasi Benteng Kalamata

Zonasi Benteng Kalamata

Zonasi-benteng-kalamata-ternate-1

Selain melaksanakan kajian zonasi Benteng Tahula di Kota Tidore Kepulauan, BPCB Ternate juga melaksanakan Kajian Zonasi Benteng Kalamata di Kota Ternate. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 1 s/d 6 Juli 2015. Kegiatan ini dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari 9 orang.

Kajian zonasi ini dilakukan untuk membagi area lahan Benteng Kalamata dalam zona-zona pelindungan. Zona-zona pelindungan yang dikaji ini terdiri dari zona inti dan zona peyangga. Pembagian zona pelindungan ini berfungsi untuk melindungi area lahan Benteng Kalamata yang cukup rawan karena berada di tengah-tengah pemukiman penduduk. Jika area benteng peninggalan Portugis ini tidak segera dilindungi, bisa saja lahan benteng ini ikut menjadi lahan pemukiman nantinya.

zonasi-benteng-kalamata-ternate-2

Tim BPCB Ternate melakukan pengukuran zona Benteng Kalamata

Benteng Kalamata sendiri dibangun pada tahun 1540 atas gagasan Antonio Pigaveta—Gubernur Portugis di Ternate. Awalnya benteng ini diberi nama Santa Lucia oleh Portugis. Namun sekitar tahun 1648—ketika VOC telah menduduki Pulau Ternate, benteng ini diperbaiki dan namanya diubah menjadi Kalamata. Konon, pemberian nama baru benteng ini untuk menghormati seorang Pangeran Ternate, Kaicil Kalamata.

Benteng ini berbentuk segi empat tidak beraturan (triangulasi) dengan 4 bastion yang memiliki ceruk bidik (embrasure) di parapet masing-masing bastion. Dinding benteng tersusun dari batu andesit dan batu karang yang disemen dengan tebal kurang lebih 60 centimeter dan tinggi sekitar 3 meter. Pada tahun 1790, Carl Friedrich Reimer tiba di Ternate. Ia adalah seorang inspektur yang melakukan tinjauan terhadap aset-aset militer VOC di Nusantara. C.F. Reimer merasa bahwa benteng ini merupakan aset militer VOC yang perlu dipertahankan. Kemudian Ia merancang kembali bentuk Benteng Kalamata seperti sekarang ini, dan menyelesaikan pembangunannya antara tahun 1799-1800.