Ketika Benteng Oranje Dimanfaatkan
Benteng Oranje dimanfaatkan oleh masyarakat, semakin hari semakin banyak masyarakat yang menaruh minat tinggi untuk beraktivitas di dalam benteng ini. Memiliki banyak ruang tertutup maupun terbuka, Oranje selalu berhasil menarik minat masyarakat. Di tahun 2018 ini, Ternate Heritage Society (THS) kembali menggelar Festival Pusaka Ternate yang kedua kalinya. Dengan berbagai kegiatan di rangkaian festival ini, kegiatan berlangsung dari tanggal 15 sampai 17 Februari di bagian Bastion Groot Bolwerck.
Komunitas dapat memanfaatkan berbagai bagian dari benteng sesuai dengan keperluan asalkan tidak merusak Cagar Budaya. Hal serupa ini seharusnya memang sering dimanfaatkan oleh masyarakat, diharapkan akan membawa dampak baik bagi Cagar Budaya itu sendiri. Jika sebelumnya di tahun lalu, Festival dipusatkan di bastion yang sama dan memanfaatkan seluruh benteng saat jelajah. Kali ini sebuah terobosan baru telah dilakukan yaitu video mapping yang memanfaatkan bagian halaman dalam dan atap museum rempah. Video mapping yang dikolaborasikan dengan tarian soya-soya dipertontonkan di hadapan ratusan penonton yang tertarik menyaksikan apa itu video mapping. Konten video mapping ini menampilkan gambar dan video lama Ternate.
Salah satu bentuk nyata yang dapat dilihat dari upaya komunitas ini dalam memanfaatkan benteng secara kekinian yaitu selain memanfaatkan bagian benteng itu sendiri juga berupaya mengundang masyarakat untuk berkunjung ke benteng. Selain itu, komunitas selalu mengingatkan kepada pengunjung jika mereka dilarang membuang sampah sembarangan karena sudah tersedia banyak tempat sampah di sekitar arena festival. Ajakan-ajakan seperti ini harus sering dipublikasikan kepada masyarakat agar mereka belajar melindungi dan melestarikan Cagar Budaya dan lingkungan sekitarnya. Pemanfaatan Benteng Oranje merupakan sebuah awal yang baik dan dapat menjadi contoh bagi cagar budaya lainnya tidak hanya di Ternate, pemanfaatan yang sebesar-besarnya dipergunakan untuk kepentingan masyarakat.