Kegiatan pendataan dilakukan di wilayah Kec. Hoamoal untuk mengetahui potensi Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) yang ada di wilayah tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 12 – 21 Februari 2020 dengan fokus pelaksanaan di Desa Loki, Desa Ketapang Miring dan Negeri Adat Luhu. Hasil yang didapatkan dari kegiatan pendataan ini sebagai berikut:
- Desa Loki
Tradisi megalitik berupa batu tegak juga masih dilanjutkan oleh masyarakat Desa Loki dengan menempatkan sebuah batu tegak sebagai penanda Soa bagi marga-marga yang masih menetap di Desa Loki. Oleh karenanya, terdapat kesinambungan budaya megalitik yang masih bisa dijumpai di Desa Loki sebagai mana pendahulu mereka.
2. Desa Ketapang Miring
Pada masa pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS), Pulau Seram sempat dijadikan basis pertahanan oleh anggota RMS. Kala itu bendera tersebut disembunyikan agar tidak dimusnahkan dan sebagai tanda perlawanan terhadap RMS, bukti bahwa warga Ketapang Miring masih merupakan bagian dari NKRI. Di desa ini pula terjadi pembunuhan masyarakat Ketapang Miring yang melawan bergabung dengan pemberontak RMS, sebagai tanda peringatan untuk mengenang jasa masyarakat Ketapang Miring yang gugur dalam peristiwa tersebut dibuatkan sebuah tugu peringatan di dekat dermaga Desa Ketapang Miring.
3. Negeri Adat Luhu
Di lokasi ini terdapat peninggalan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) berupa benteng pertahanan yang menurut catatan Belanda benteng ini bernama Benteng Overburg. Kondisi benteng saat ini sudah hancur, sebagian besar struktur benteng telah rusak dan dinding sisi utara telah hilang. Benteng ini dibangun dengan menggunakan bahan batu karang, terdapat sisa-sisa struktur yang membentuk bagian bastion di dua sudut benteng, ada pula sebuah sumur di dalam bangunan benteng ini sebagai sumber mata air dan sampai saat ini sumur tersebut masih dimanfaatkan masyarakat. Pada tahun 2018 lalu, benteng ini sempat dilakukan pemugaran yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat. Pemugaran dilakukan pada bagian dinding depan dan pintu gerbang.
Selain itu, juga dijumpai dua buah meriam yang berada di depan masjid tua Negeri Luhu. Kemungkinan kedua meriam tersebut dipindahkan dari benteng dan ditempatkan di depan masjid, kedua meriam diletakkan pada sebuah struktur beton sepabagi penopang meriam. Pada permukaan meriam telah dicat dengan warna hitam dan tidak dijumpai adanya ukiran apapun di bagian atas meriam.