Kompleks Industri Jepang Di Tanah Laut
Keberadaan Jepang di Kabupaten Tanah Laut dapat dilacak dari sisa peninggalan industri yang berada di Desa Bajuin, Kecamatan Bajuin. Keberadaan kompleks Industri Jepang yang saat ini hanya tersisa reruntuhan ditemukan saling berdekatan, jarak antara bak penampungan air dan pabrik baja berjarak 50 meter dan jarak dari pabrik baja ke pabrik kertas berjarak 200 meter.
Bak Penampungan Air (Jepang)
Keberadaan kompleks Industri Jepang di Tanah Laut salah satunya adalah Bak Penampungan Air milik Jepang, masuk dalam wilayah administrasi Desa Bajuin, Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanah Laut. Secara astronomis berada pada posisi 50 N 0257256 9582270 UTM dengan ketinggian sekitar 29 meter dari permukaan laut. Batas geografis bak penampungan adalah kebun sayur di sebelah utara dan timur, di sebelah selatan adalah jalan setapak dan hutan (reruntuhan pabrik baja), serta di sebelah barat berbatasan dengan kantor dan kolam PDAM Kecamatan Bajuin.
Akses menuju Bak Penampungan Air tergolong mudah karena dapat ditempuh dengan roda dua dan roda empat dengan melewati jalan pengerasan lalu jalan setapak. Sedangkan untuk bisa sampai pada situs tersebut, berjalan kaki melewati kebun warga dan melewati parit dengan kondisi jalan yang landai.
Kondisi pada bak penampungan air terlihat sangat tidak terawat, sekeliling tembok bak tersebut dipenuhi semak belukar yang tingginya hampir mencapai 80 cm. Bak penampungan air juga pernah dimanfaatkan oleh PDAM yang berada tepat di sisi kanan dari bak tersebut, namun saat ini sudah tidak difungsikan lagi. Sejarah keberadaan bak tersebut masih kurang jelas sehingga masih dibutuhkan penelurusan lebih lanjut terkait bak penampungan air milik Jepang.
Sisa Bangunan Eks Pabrik Baja
Keberadaan kompleks Industri Jepang di Tanah Laut salah satunya adalah eks Pabrik Baja. Menurut informasi Bapak Nurdin, sisa struktur ini adalah bangunan eks Pabrik Baja milik Jepang. Lokasinya masuk dalam wilayah administrasi Desa Bajuin, Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanah Laut. Secara astronomis berada pada posisi 50 N 0257391 9582377 UTM, dengan ketinggian sekitar 29 m dari permukaan laut. Batas geografis bak penampungan tersebut, yaitu rumah warga di sebelah utara, hutan di sebelah selatan, dan rumah warga di sebelah timur dan barat.
Akses menuju lokasi sisa bangunan pabrik baja tergolong mudah karena dapat ditempuh dengan roda dua dan roda empat dengan melewati jalan pengerasan lalu jalan setapak. Sedangkan untuk bisa sampai pada bangunan tersebut, berjalan kaki melewati kebun warga dengan kondisi jalan yang landai sekitar 50 m dari jalan setapak.
Sisa reruntuhan bangunan tersebut hanya tinggal susunan bata yang tingginya kurang lebih satu meter. Bagian bata terdiri dari enam sisi, dengan bagian yang lebar atau bidang datar disusun memanjang atau strek dan disusun secara melebar atau kop, dengan menggunakan perekat atau spesi yang terbuat dari pasir dan semen.
Dari bekas reruntuhan tersebut terdapat bata yang bertuliskan “SHINAGAWA”. Selain itu, di dekat bangunan ditemukan dinding sumur yang terbuat dari beton, namun ditumbuhi pohon besar. Belum ada data yang menjelaskan kapan dibangun dan mengapa pabrik baja tersebut runtuh, sehingga masih diperlukan penelusuran lebih lanjut terkait sejarah dari bangunan tersebut.
Sisa Struktur Bangunan Eks Pabrik Kertas
Keberadaan kompleks Industri Jepang di Tanah Laut salah satunya adalah struktur bangunan eks pabrik kertas. Secara astronomis, sisa struktur ini berada pada posisi 50 N 0261606 9582891 UTM, dengan ketinggian sekitar 55 m dari permukaan laut. Batas geografis struktur tersebut adalah kebun kopi dan pisang di sebelah utara, jalan pengerasan di sebelah selatan, dan rumah warga di sebelah timur dan barat.
Akses menuju bangunan eks pabrik kertas tergolong mudah karena dapat ditempuh dengan roda dua dan roda empat dengan melewati jalan pengerasan lalu jalan setapak. Sedangkan untuk bisa sampai pada situs tersebut, dapat ditempuh dengan berjalan kaki melewati rumah warga dengan kondisi jalan yang landai sekitar 50 m dari jalan setapak.
Sama halnya dengan pabrik baja, pabrik kertas ini juga tersisa reruntuhan saja. Tinggi sisa reruntuhan bangunan + 1 m, dengan bagian bata terdiri dari enam sisi dan bagian yang lebar atau bidang datar disusun memanjang atau strek dan disusun secara melebar atau kop, dengan mengunakan perekat atau spesi yang terbuat dari pasir dan semen. Dari informasi Bapak Nurdin, bangunan pabrik tersebut sangat besar, namun sejumlah besar bata dari bangunan sudah dipindahkan oleh warga sekitar dan sebagian tanah di lokasi tersebut telah dibangun rumah warga. Sejarah keberadaan pabrik tersebut juga masih sangat kurang sehingga dibutuhkan penelusuran lebih lanjut terkait hal tersebut.
Beberapa bukti peninggalan tersebut dapat menjadi titik terang awal penelitian tentang keberadaan Jepang yang ada di Tanah Laut.