Di jalan setapak yang cukup kecil, rombongan Tim Studi Pengembangan Tepian Tewet dari BPCB Samarinda beriringan menuju rakit tempat bersandarnya perahu-perahu yang akan membawa ke lokasi Tepian Tewet. Setelah memastikan masing-masing pilihan perahu, semua tim menyamankan diri untuk menghadapi perjalanan panjang menyusuri sungai. Satu per satu perahu melaju dan disusul perahu yg lainnya. Bising suara gemuruh mesin ketinting dan pergantian pemandangan alam yg indah menjadi pengiring perjalanan kami. Terkadang para penjoki perahu saling mendahului diiringi saling senyum sebagai ganti tegur sapa secara lisan.
Perjananan yang menelusuri ke hulu Sungai Bengalon ini diirigi barisan tumbuhan pinggir sungai khas Kalimantan sebagai pemandangan hiburan. Sejumlah perahu beriringan dengan membawa anggota tim, bahan logistik dan alat. Saling bengong, baring, berganti posisi duduk, dan gelisah itu yang terlihat dari gambaran anggota tim dalam menghabiskan waktunya. Rasa tidak sabar pun semakin mengebu ketika rombongan merasa hampir sampai di Tepian Tewet. Hal itu diawali dengan terlihatnya dinding batu kapur yang tinggi dan memanjang ditepi sungai. Namun ternyata perjalanan tersebut masih lumayan jauh hingga mencapai Tepian Tewet.
Akhirnya, perjalanan panjang selama 4 jam yang memenatkan itu dapat terlunaskan dengan sajian alam yang sangat menakjubkan. Gunung batu kapur yang menjulang tinggi, dihiasi barisan pohon hutan hujan tropis disetiap sisi lereng yang masih natural telah mengobati seluruh rasa capek dan bosan saat di perjalanan. Barisan bukit Karst yang masih masuk kedalam kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat ini membuat tim takjub akan keindahan panorama alamnya. Terlihat beberapa anggota tim mulai mengambil gambar dengan kamera di papan tanda yang telah dibuat BPCB Samarinda. Setelah itu bergegas seluruh tim dibantu potter mendirikan tenda. (Hisen Mega Sarwanto_BPCB Samarinda)