Meriam Belanda di Kepulauan Karimata, Kalimantan Barat

0
1795

Meriam Belanda

Meriam yang ditemukan di Dusun Padang Lestari, Desa Padang atau tepatnya berada di halaman Rumah Tengku Abdul Jalil (salah satu tokoh masyarakat Desa Padang) yang ada di Kepulauan Karimata, Kalimantan Barat.

Meriam merupakan salah satu peralatan perang yang umum digunakan pada sekitar abad 14 -18 Masehi. Bangsa Eropa merupakan yang pertama kali menggunakan meriam untuk persenjataan baik digunakan untuk pertahanan atau digunakan ketika melakukan ekspansi wilayah tertentu. Secara umum meriam terdiri dari tiga bagian terpisah yaitu laras (meriam/canon), roda, dan tameng, sedangkan meriamnya sendiri memiliki bagian-bagian yakni tangkai dudukan, lubang laras, dan lubang sumbu. Tangkai dudukan difungsikan sebagai penahan agar tidak bergeser ketika dipasang pada kereta pengangkutnya. Lubang laras merupakan tempat untuk megisi mesiu (bahan peledak) serta tempat peluru berupa bulatan besi. Lubang sumbu merupakan lubang yang terletak di bagian pangkal sisi atas meriam untuk menyulut/menyalakan bubuk mesiu agar meledak sehingga dapat melontarkan peluru berupa buatan besi yang dipasang dibagian lubang ujung laras (kaliber). Bahan baku meriam sebagian besar dibuat dari besi-baja tetapi ada juga meriam yang dibuat dari perunggu. Teknik pembuatan yang digunakan biasanya menggunakan teknik lilin hilang (loss wax/a cireperdue) sehingga tidak perlu adanya penyambungan dan secara teknis diperoleh kekukatan yang baik. Ketebalan dinding meriam umumnya tidak sama antara bagian pangkal dan mulutnya(caliber), sehingga bagian pangkal diameternya lebih besar dibandingan mulut/ujung laras tetapi lubang caliber tetap memiliki ukuran yang sama mulai dari pangkal hingga ujung laras meriam (Danang Wahyu Utomo 2010; 81-82).

Kondisi Lingkungan Meriam Belanda berada di depan rumah kuno Tengku Abdul Jalil dan berbatasan langsung dengan jalan utama Desa Padang, disekitar meriam ditumbuhi oleu rumput teki (cyoerus rotundus), dan rumput gajah (pennisetum purpureun). Potensi acaman kerusakan pada meriam belanda di Desa Padang yaitu, dapat mengalami korosi yang menyebabkan kerusakan pada meriam, apa bila tidak diberi cungkup atau penutup sebagai pelindung untuk meriam.

 

Sumber: Laporan “Kajian Pelindungan Objek Yang Diduga Cagar Budaya di Kecamatan Kepulauan Karimata Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan Barat” Balai Pelestarian Cagar Budaya Kalimantan Timur, 2019.