Masjid Kesultanan Pontianak dibangun oleh Sri Sultan Syarif Usman Al Kadri Ibnu Sultan Syarif Abdurrachman Ibnu Al Habib Husai Al Kadri pada hari Selasa bulan Muharam tahun 1237 H atau 1823 M. Beliau adalah Sultan dari Kesultanan Pontianak dan merupakan salah satu kerajaan Islam di Kalimantan Barat pada akhir abad ke-17. Sejarah Kesultanan Pontianak tidak lepas dari sejarah berdirinya Kota Pontianak.
Masjid Jami Kesultanan Pontianak terletak di sebelah timur Sungai Kapuas Besar. Masjid ini dibangun di atas tiang-tiang kayu belian, sehingga mempunyai kolong dan tangga naik. Ruang masjid memiliki jendela dan dan pintu. Di dalamnya terdapat mihrab dan mimbar yang diatasnya tergantung selembar papan bertuliskan huruf Arab. Atap masjid terdiri atas 4 tingkat, setiap tingkat dibatasi oleh jendela-jendela kecil dan atap paling atas berbentuk kubah. Masjid ini mempunyai tiang-tiang sebagai penyangga atas, terdiri dari 6 tiang utama (soko guru) berbentuk bulat, dengan ukuran diameter 60 cm dan 14 tiang pembantu berbentuk segiempat dan sejumlah tiang pinggir yang berfungsi ganda yaitu selain sebagai penyangga atap, juga sebagai kusen-kusen pintu dan tempat menempel dinding-dinding papan belian. Pada luar ruangan terdapat tiang yang menyangga atap, serambi, pintu dan jendela dari kaca kristal berwarna merah, biru, hijau dan merah muda.