Masjid Kasimuddin

0
1239

60Masjid Kasimuddin terletak di Desa Tanjung Palas Tengah, Kec. Tanjung Palas, Kab. Bulungan, Prov. Kalimantan Utara. Masjid Kasimuddin didirikan pada waktu pemerintahan Raja Bulungan yaitu, Sultan Maulana Muhammad Kasimuddin (1901-1925). Setelah meninggal, beliau dimakamkan di halaman masjid sebelah barat, sedangkan makam di sekitarnya merupakan makam keluarga raja.
Bangunan Masjid Kasimuddin merupakan bangunan semi permanen yang berbahan dasar kayu ulin dan campuran beton. Menurut keterangan masyarakat setempat, pondasi dan lantai Masjid Kasimuddin terbuat dari campuran semen dan batu yang berlapiskan ubin bermotif arsitektur Eropa yang diimpor dari Belanda. Dinding bangunan terbuat dari kayu ulin. Ruang utama berbentuk persegi berukuran 19 x19 m, dengan tinggi bangunan sampai puncaknya 15,50 m. Bangunan ruang utama mempunyai tiang penyangga yang terdiri dari 4 tiang utama/saka guru dengan penampang segiempat berukuran tinggi 11,15 m. 12 tiang pembantu dengan penampang segiempat tinggi 8 m mengelilingi tiang utama. 50 buah tiang pembantu deretan ke-3 mengelilingi 12 tiang pembantu, merupakan deretan tiang paling bawah yang sekaligus menjadi pegangan konstruksi papan dinding dan pintu-pintu masjid, dan 47 tiang. Bagian langit-langit ruang utama tebuat dari kayu yang dicat warna krem dan diberi hiasan lingkaran besar berwarna biru dengan motif geometri, sulur-suluran, dan kaligrafi di bagian tengahnya.

59Masjid Kasimuddin tidak mempunyai jendela, sedangkan pintu masuknya 11 buah yang terletak disekeliling bangunan. Bangunan pengimaman atau mihrab mempunyai kekhususan pada ruangan dan atapnya. Ruang tersebut berukuran lebar 4 m dengan bentuk segilima. Dinding semi permanen terdiri atas bagian bawah setinggi 1 m terbuat dari pasangan ubin/tegel bermotif dengan warna hijau papan kuning, dinding atas terbuat dari bahan papan kayu ulin. Pada bagian depan ruangan pengimaman/mihrab dipasang kaca berwarna putih bening dan bagian atasnya dipasang kaca berwarna hijau yang mengelilingi ruangan tersebut. Jendela-jendela kaca ini berfungsi sebagai akses pencahayaan ruangan masjid. Di ruang pengimaman terdapat 6 tiang sebagai penopang atap. Atapnya tidak bersusun tiga, melainkan hanya satu dan lebih pendek dari pada atap bangunan induk. Atap pengimanan ini berbentuk segidelapan. Puncak kubahnya seperti bangunan induk, makin keatas atap kubah makin mengecil/meruncing dan pada ujungnya terdapat sebuah mahkota yang terbuat dari kayu ukir.