Cagar Budaya Rumah Panggung di Balikpapan Terancam

0
2619

Cagar Budaya, Kota Balikpapan, Rumah Panggung, Peninggalan Kolonial Belanda

Cagar Budaya Rumah Panggung di Balikpapan Terancam

BALIKPAPAN – Sepekan setelah mengungkapkan ke media terkait proyek pengembangan kapasitas produksi kilang, Pertamina Unit Pengolahan (UP) V Balikpapan langsung tancap gas. Puluhan pekerja mulai memagari lahan yang akan dibangun dengan seng. Lokasinya berada di kawasan Jalan Dahor, Jalan Dahor I, dan Jalan Dahor II, Balikpapan Barat.

Di area tersebut, selain berdiri rumah dinas pegawai Pertamina dan Wisma Karya Patra, juga terdapat cagar budaya berupa rumah panggung peninggalan Belanda, tepatnya di Jalan Dahor I.

Kondisinya kemarin, rumah panggung sudah tak utuh lagi. Dinding dan jendelanya sudah lepas. Tak jauh dari lokasi, material kayu ditumpuk. Di tempat lain, jalan masuk menuju Wisma Karya Patra di Jalan Dahor II, beberapa pekerja sibuk memasang seng.

Media ini pun bergerak ke dalam kawasan tersebut. Dari pantauan, beberapa rumah pegawai dalam keadaan kosong dan kondisinya tak terawat. Beberapa petugas keamanan Pertamina dibantu polisi dan TNI mengamankan aktivitas pekerja. Pos pemeriksaan di pintu masuk Jalan Dahor I turut dijaga dua aparat kepolisian.

Diketahui, kawasan Jalan Dahor memang menjadi salah satu lokasi yang bakal digusur. Setidaknya ada 30 unit rumah di kawasan ini bakal diratakan untuk kepentingan proyek kilang. Selain Dahor, dua kawasan lain, yakni Parikesit dan Panorama. Di Parikesit terdapat 300 unit rumah karyawan yang bakal dibongkar.

Salah seorang pekerja menuturkan, lahan dipagari dengan seng agar kegiatan tidak mengganggu warga. Kemudian mencegah material bangunan yang kelak dibongkar tidak hilang.

Namun, aktivitas tersebut sepertinya belum diketahui karyawan yang masih tinggal di kawasan tersebut. Seorang karyawan Marketing Operation Region (MOR) VI Pertamina Balikpapan Lordy Posumah yang baru pulang sekira pukul 16.15 Wita, kaget setelah dia tidak bisa masuk ke rumahnya di Jalan Dahor I. “Saya enggak tahu ini, kok tiba-tiba dipagar,” ujarnya.

Beda dengan karyawan UP V, dia menyebut baru pekan lalu mendapat rumah pengganti setelah rumah saat ini akan digusur. Sehingga dia mengaku belum punya waktu menyiapkan kepindahan. Apalagi rumah yang akan ditempatinya kelak sudah tak dihuni selama dua tahun.

“Kami (MOR VI) baru seminggu yang lalu dapat rumah dengan keadaan rusak. Sehingga perlu diperbaiki. Jadi, mesti tunggu waktu dua minggu. Ini tahu-tahu sudah dipagar,” katanya. Dia mengatakan, dirinya tak sendiri. Seorang karyawan dari Pertamina MOR VI juga kaget lantaran belum pindah namun area rumah sudah dipagari dengan seng. “Ada tetangga saya. Dia punya barang masih di rumah tapi sudah dipagar,” ungkapnya.

Tak lama kemudian, pagar kembali dilepas pekerja. Kembali, pembongkaran ini dijaga ketat petugas keamanan. Hingga tadi malam, manajemen Pertamina UP V belum memberikan pernyataan resmi.

Pemagaran kawasan rumah karyawan Pertamina ini memang masih menimbulkan tanda tanya. Apakah benar ada kaitannya dengan proyek kilang atau bukan. GA Manager Pertamina UP V Samsudin yang dikonfirmasi Kaltim Post malam tadi, tidak merespons panggilan telepon genggam.

Demikian juga dengan Area Manager Communication and Relations Pertamina Kalimantan Dian Hapsari. Baik pesan singkat dan panggilan belum juga ditanggapi hingga pukul 23.30 Wita.

Informasi yang diterima Kaltim Post, lahan di kawasan Jalan Dahor akan dibangun Gereja GPIB Jemaat Maranatha yang sebelumnya berdiri di tepi Jalan Yos Sudarso.

Rabu lalu (3/2), Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, dari pembicaraan dengan Pertamina, soal penggusuran sejumlah aset yang menjadi lokasi pembangunan kilang belum diputuskan. Khusus Stadion Persiba yang selama ini menjadi perbincangan karena kena gusur, pemkot meminta waktu karena Stadion Batakan masih belum jadi. “Kalau bisa, pembongkaran ditunda dulu,” pintanya.

PT Pertamina (Persero) memastikan proyek perluasan dan peningkatan produksi kilang Balikpapan akan dimulai 2017. Proyek bernilai USD 5 miliar tersebut digarap bersama  perusahaan asal Jepang JX Nippon Oil and Energy Corporation. Walau begitu, penandatanganan kesepakatan hingga kini belum berlangsung.

Oleh karenanya, jika tak jelas juga soal kelanjutan rencana kerja sama itu, Pertamina tengah mengkaji apakah dimungkinkan proyek perluasan kilang di lahan 80 hektare tersebut digarap sendiri. “Kami perlu secepatnya, tiga setengah tahun atau empat tahun selesai,” ucap Wianda Pusponegoro, vice president for Corporate Communication PT Pertamina (Persero) di Jakarta, Selasa (2/2).

Sikap tegas bakal diambil, lanjut Wianda, karena perluasan proyek kilang Balikpapan masuk proyek percepatan pemenuhan energi nasional, lewat program Refinery Development Master Plan (RDMP). Diharapkan kilang Balikpapan nantinya akan mampu mengolah berbagai jenis minyak mentah dengan kapasitas produksi hingga 360 ribu barel per hari dari yang sebelumnya 260 barel. (riz/rom/k15)

Sumber : http://kaltim.prokal.co/read/news/257693-rumah-dinas-karyawan-pertamina-dipagar-pembongkaran-dimulai.html