Balikpapan sebagai salah satu Kota di Kalimantan Timur yang memiliki banyak tinggalan cagar budaya. Hal ini disebabkan karena perkembangan Kota Balikpapan yang memiliki sejarah panjang. Berawal dari penemuan minyak sebagai komoditas utama pada waktu itu, hingga berkembang menjadi kota industri dan menjadi bagian dalam sejarah perang dunia II. Perkembangan tersebut meninggalkan jejak sejarah yang hingga kini masih bisa disaksikan.
Salah satu peninggalan sejarah tersebut ialah bunker. Berdasarkan data registrasi dan inventaris cagar budaya Kota Balikpapan tahun 2010, terdapat 19 bunker yang merupakan peninggalan Jepang. Lokasi bunker tersebut tersebar di berbagai kawasan di Kota Balikpapan.
Perang dunia II menjadi latar belakang pembangunan bunker yang dimulai dengan penyerbuan Jepang ke Balikpapan dan berakhir dengan kemenangan Pihak Jepang pada tanggal 23 Januari 1942 dari Hindia Belanda. Kemenangan tersebut menyebabkan pengalihan kekuasaan dari Hindia Belanda ke Jepang. Sejak saat itu pembangunan sarana pertahanan oleh Jepang mengalami perkembangan yang pesat. Sarana pertahanan tersebut dibangun di daerah-daerah penting terutama untuk mempertahankan sumber minyak. Bunker merupakan sistem pertahanan yang dibangun dalam waktu relatif singkat untuk melindungi aset penting. Persebaran Bunker Jepang di Kota Balikpapan terletak di daerah Manggar, Manggar Baru, Lamaru, dan Klandasan Ilir dan berlokasi di daerah pesisir pantai. Hal ini dikondisikan sebagai antisipasi jika musuh datang menyerang dari arah laut.
Secara keseluruhan, bangunan bunker berdenah persegi dengan bagian depan berbentuk trapesium. Terdapat lubang tembak dan pengintai pada bagian depan. Bahan yang digunakan ialah cor beton dengan tulangan menggunakan rel kereta api ringan dengan pasir dan batu yang terdapat di pantai.