Artefak batu paleolitik di Kalimantan sejauh ini baru ditemukan di situs Awang Bangkal dan Rantau Balai yang berada di aliran Sungai Riam Kanan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Temuan awal dari Awang Bangkal dilaporkan oleh H. Kupper pada tahun 1939 berupa alat batu yang dimasukkan dalam unsur budaya kapak perimbas. Toer Soetardjo menemukan alat paleolitik di lokasi yang sama pada tahun 1958. Alat tersebut berupa kapak perimbas dari batu kerakal kuarsa varian jaspis berwarna cokelat kemerahan. Kapak perimbas ini dipangkas secara monofasial pada salah satu sisinya untuk mendapatkan tajaman yang konveks. Bekas-bekas pemakaian tampak jelas pada bagian tajaman (Soejono dan Leirissa 2010: 111-112). Bintarti (Bintarti dkk. 1976: 1-2) menemukan beberapa alat batu dari kuarsa yang dipangkas secara monofasial di tepi Sungai Riam Kanan pada survei tahun 1973. Penelitian di Riam Kanan telah dilakukan dua
kali pada tahun 2010 dan 2012 oleh tim peneliti Balai Arkeologi Kalimantan Selatan. Survei arkeologi yang dilakukan pada tahun 2010 di Desa Awang Bangkal dan sekitarnya tidak berhasil menemukan jejak budaya paleolitik seperti yang diharapkan. Lokasi temuan kapak perimbas di Awang Bangkal yang dilaporkan sebelumnya tidak dapat diketahui posisinya. Penelitian di Awang Bangkal tahun 2010 berhasil mendata jenis batuan yang ada di wilayah tersebut, antara lain basalt, diorit, piroksenit, dan andesit yang termasuk dalam kelompok batuan beku; serpentinit, kuarsit, dan filit yang termasuk dalam kelompok batuan metamorf; serta rijang yang termasuk dalam kelompok batuan endapan (Fajari 2011: 15-17). Hasil wawancara dengan sejumlah informan di Awang Bangkal, diketahui bahwa
pernah ditemukan beliung persegi di dasar Sungai Riam Kanan. Temuan tersebut umumnya diperoleh warga pada saat menambang emas di sungai (Fajari 2011: 17). Penelitian selanjutnya, dilakukan di Desa Rantau Balai, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar yang berada di daerah hulu Sungai Riam Kanan. Survei arkeologi di Rantau Balai menemukan sejumlah alat batu yang memiliki ciri teknologi paleolitik. Identifikasi artefa batu yang dilakukan berdasarkan ciri morfologi dan teknologinya menghasilkan kelompok artefak
batu yang terdiri atas kapak perimbas, kapak penetak, batu inti, serpih, dan proto kapak genggam (Fajari 2012: 18-22).
Sumber: Balai Arkeologi Kalimanta Selatan, Situs Pulau Sirang; Data Baru Jejak Paleolitik di Kalimatan. Penulis:
Nia Marniati Etie Fajari, Jatmiko, Imam Hindarto, Eko Herwanto, Yuka Nurtanti Cahyaningtyas, dan Ulce Oktrivia*