Artefak Batu

0
2508
Artefak Batu

Artefak Batu Karst Sangkulirang Mangkalihat

Perbukitan karst yang telah dihuni sejak 4000 SM menghasilkan alat-alat batu selain gambar cadas. Pemanfaatan sebagai alat ditemukan di Liang Kaung dalam ekspedisi tahun 1992 berupa alat bilah. Penelitian bersama antara Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Balai Arkeologi Banjarmasin, dan EFFEO yang diikuti dengan penggalian menghasilkan banyak temuan alat batu beserta limbah pembuatannya di situs Batu Aji, Gua Keboboh, Gua Tengkorak, Liang Jon, Liang Abu, dan Liang Pamalawan.

Penggalian dua lubang uji tahun 2003 di Linag Jon menghasilkan limbah sisa sisa kerang (kjokkenmoddinger) dan struktur yang diduga sisa perapian. Tahun 2007 kembali dilakukan penggalian di situs ini dengan temuan berupa limbah pembuatan alat-alat batu, sisa-sisa hewan, manik-manik, alat tulang, dan gerabah berslip merah. Analisis terhadap limbah pembuatan alat batu ini memperlihatkan keragaman bahan baku lokal diantaranya batu api berwarna coklat dan abu-abu, batu gamping, batu pasir kuarsa, batu fosil kayu, batu kalsedon dan batu rijang berwarna hijau keabuan, batu jasper, batu kalsit, dan batu kuarsa. Temuan alat-alat batu dari Liang Jon di antaranya berupa alat serpih, alat bilah, batu inti, kapak batu, blok-blok batu, dan serpih batu atau buangan batu yang terlepas saat batu inti dipecah untuk membentuk alat menggunakan alat menggunakan batu pukul atau alat pukul sejenis. Penggalian di situs Liang Abu tahun 2010 dan 2012 menghasilkan banyak artefak batu bersama dengan sejumlah manik-manik, cangkang kerang, sisa-sisa hewan dan pecahan gerabah (Grenet dkk,2016: 12:14)

Survei tahun 2010 di Liang Pemalawang juga menemukan artefak batu yang berasosiasi dengan gerakan dan tulang-tulang hewan. Tahun 2013 saat dilakukan penggalian dengan membuka beberapa kotak uji diperoleh lebih dari 400 artefak batu yang terdiri dari bahan baku dan alat-alat batu. Bahan batu yang ditemukan adalah batu rijan, batu kapur atau gamping, batu beku atau basalt. Jenis alat batu yang ditemukan adalah kapak batu, alat serpih, alat bilah, dan serpihan batu atau buangan batu.

Penggalian yang dilakukan di Gua Tengkorak tahun 2003 oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional mengindikasikan menggunakan alat batu sebagai pendukung kehidupan penghuni gua. Temuan serpihan batu dari bahan rijang yang ditemukan pada kedalaman lebih 20 cm menampakkan jejak teknologi seperti perimping dan kerucut pukul. beberapa di antaranya diduga alat serpih dari jenis serut dan lancipan yang mungkin disiapkan untuk mata panah atau tombak. limbah prmbuatan alat batu ini berosiasi dengan keramik: fragmen gerabah, cangkang kerang, fragmen tulang hewan, artefak kerang yang diduga hiasan dan sisa-sisa arang.

Alat-alat batu yang ditekan di Kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat menurut Chazine tidak mengikuti “standar”, beberapa dari kelaziman. terkesan batu inti hanya dipangkas kasar, tidak detail, diasah secara cepat, dan asal jadi. Tampaknya alat dibuat hanya untuk memenuhi kebutuhan praktis saat itu saja, bukan untuk pemakaian jangka panjang dan dalam waktu relatif singkat akan dibuang.