Adaptasi Kebiasaan Baru dalam Pemanfaatan Cagar Budaya untuk Mendukung Sektor Pariwisata dan Ekonomi Keratif di Kalimantan Timur

0
601

Topik yang menjadi perbincangan dalam dialok televisi yang dihadiri oleh Dr. H. Rusman Ya’qub, S.Pd.,M.Si (Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Timur), Dra. Sri Wahyuni, MPP (Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur), dan Drs. Ign Eka Hadiyanta (Kepala Sub Bagian Tatat Usaha Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Kalimantan Timur.

Materi pembahasan:

Sektor pariwisata khusunya yang terkait dalam kunjungan pada objek cagar budaya dan lainnya sempat redup akibat pandemi covid-19, hal ini karena kebijakan PSBB yang menutup segala kegiatan yang dapat menimbulkan keramaian. Sehingga untuk meminimalisir kemungkinan penularan virus corona dari cluster tempat wisata, segala aktifitas kunjungan baik wisata maupun penelitian dihentikan secara total. Namun demikian, dengan adanya adaptasi kebiasaan baru (New Normal) dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dapat mulai membangkitkan semangat berkunjung pada objek cagar budaya, khususnya di Kalimantan Timur.

Cagar Budaya yang ada di Provinsi Kalimantan Timur tersebar dibanyak kota dan kabupaten dan besar merupakan objek wisata kunjungan baik masyarakat lokal maupun internasional, seperti peninggalan keraton, masjid, makam, hingga keberadaan Kawasan Sangkulirang Mangkalihat yang memiliki gambar cadas prasejarah penting di dunia. Peninggalan itu sebagai warisan budaya dan saksi bisu budaya yang penting dalam membangun kesadaran sejarah dan budaya menuju identitas budaya nasional. Keberadaan cagar budaya tersebut mempunyai potensi yang besar dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif. Semboyan ‘larut tapi tidak hanyut’ menjadi bekal yang berguna dalam mengahadapi arus globalisasi yang semakin cepat. Warisan budaya yang sudah ada, perlu untuk diteliti lebih lanjut, mengingat telah terjadi percampuran dan penambahan akibat perkembangan zaman. Melalui kesadaran menjaga, merawat, melestarikan dan memanfaatkan benda cagar budaya menjadi sangat penting bagi bangsa Indonesia. Dengan demikian seluruh elemen masyarakat harus turut andil dalam kegiatan pelestarian cagar budaya tersebut. Objek cagar budaya yang dimiliki oleh masing-masing daerah dapat berpotensi menjadi basis pariwisata dan pengembangan ekonomi kreatif. Potensi pariwisata yang dapat dikembangkan meliputi potensi wisata budaya, wisata desa, wisata alam/air/penyusuran sungai, dan wisata pendidikan dan penelitian. Pemanfaatam ekonomi kreatif dapat ditawarkan beberapa produk hasil kerajinan rakyat, suvenir maupun wisata kuliner lokal. Teori Alvin Tofler mengenai jiwa zaman “creativity” dapat digunakan dalam rangka pengembangan masyarakat berbasis ekonomi kreatif. Pemanfaatan melalui ekonomi kreatif adalah salah satu alternatif dalam mengembangkan pariwisata yang berbasis budaya lokal dan mendukung masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya.