Makam Tengku Abdul jalil berjarak ± 500 m dari rumahnya dapat ditempuh dengan berjalan kaki atau menggunakan roda dua kearah Kantor Desa Padan. Makam Tengku Abdul Jalil masih berada dalam wilayah administrasi yang sama. Kondisi lingkungan Makam Tengku Abdul Jalil berupa jalan beton yang melewati kantor Desa Padang Kepulauan Karimata, untuk menuju makam yang didominasi oleh tanaman paku, rumput alang-alang (imperata cylindria), rumput teki (cyoerus rotundus), rumput gajah (pennisetum purpureun) dan tamanan pandan pasir/ pandan laut (Pandanus odorifer) serta dijumpai tanaman merambat berupa daun sirih (piper betle) saat akan memasuki area Makam Tengku Abdul Jalil. Potensi ancaman Makam Tengku Abdul Jalil adalah makam terbuat dari yang terbuat dari kayu, akan lapuk apabila terkena perubahan suhu, potensi dimakan oleh rayap, dan taman rambat disekitar makam dapat merusak makam tersebut, dan tamanan berupa rumput liar, dapat merusak makam dikarenakan adanya rumput liar yang tumbuh disekitar makam, yang menyebabkan makam yang terbuat dari kayu akan cepat lapuk apabila tidak dirawat seacara rutin.
Makam ini berada diareal kuburan keluarga, beberapa kuburan dengan nisan-nisan lama yang terbuat dari batu ataupun kayu nampak disekitar makam. Menurut informasi dari masyarakat makam ini dulunya menggunakan jirat yang terbuat dari batu, namun pada tahun 2014 oleh Dinas kebudayaan, pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Kini bernama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) dilakukan penataan lingkungan dan mengganti nisan dengan bahan kayu termasuk melakukan pelindungan dengan membuat atap pelindung dan tanah disekitar nisan ditata dan diratakan menggunakan bahan keramik. Hingga kini, makam tersebut masih sering dikunjungi oleh masyarakat sekitar ataupun orang yang berasal dari luar pulau.
Sumber: Laporan KAJIANPELINDUNGANOBJEKYANGDIDUGACAGARBUDAYADIKECAMATANKEPULAUANKARIMATAKABUPATENKAYONGUTARA. Balai Pelestarian Cagar Budaya Kalimantan Timur. 2019.