Markas Kompi Senapan C 631/Antang Puruk Cahu

0
1683

Markas Kompi Senapan C 631/Antang Puruk Cahu. Markas Kompi Senapan C631/Antang Puruk Cahu terletak di sebuah bukit tertinggi ke Puruk Cahu. Markas Kompi berdekatan dengan pasar kota lama dan bersebelahan dengan Muara Sungai Soko (anak Sungai Barito). Lokasi Markas Kompi sangat strategis karena bias mengawasi langsung lalu lintas di Sungai Barito. Melihat kompleks Barak militer yang cukup luas, menandakan bahwa pasukan yang ditempatkan pada masa lalu cukup kuat.

Markas Kompi Senapan C 631/Antang Puruk Cahu adalah bekas benteng/markas tentara Belanda yang dibangun pada tahun 1939-1940. Markas ini dibangun untuk melindungi berbagai kepentingan kolonialis Belanda di wilayah Puruk Cahu, terutama tambang emas. Selain itu, pada beberapa decade sebelumnya daerah Muara Teweh dan Puruk Cahu menjadi basis perlawanan lascar Antasari saat perang Banjar. Dalam Markas Kompi Senapan C 631/Antang, terbagi atas Barak prajurit, Barak perwira, Gudang dan penjara, serta pemakaman umum (Makam Belanda).

Pada tahun 1901 Belanda membentuk pemerintahan di Puruk Cahu yang disebut District (wilayah administrasi) yang selanjutnya dinamakan District Barito Hulu, dipimpin oleh seorang Controluer berkebangsaan Belanda berpangkat Kapten yaitu Kapten Cristoffel sebagai komandan territorial serta merangkap Komandan Kompi dan didampingi oleh Kyai Syahdan dan Penghulu Agama H. M. Amin dengan membawahi beberapa Onderdistrict atau setingkat kecamatan. Pemerintah Belanda telah membentuk 4 (empat) wilayah Onderdistict di wilayah District Barito Hulu, yaitu:

1)  Onderdistrict Murung dengan Ibukota di Puruk Cahu;

2)  Onderdistrict Laung dan Tuhup dengan Ibukota di Muara Laung;

3)  Onderdistrict Siangland dengan Ibukota di Saripoi;

4)  Onderdistrict Barito Brongeheid dengan Ibukota di Muara Joloi I.

Seiring dengan keberadaan District Barito Hulu, Pemerintah Kolonial Belanda mengembangkan pembangunan. Belanda mengembangkan wilayah mulai dari arah utara sampai ke perkampungan Likun Puan, yang membentuk sebuah kota kecil yang dikenal dengan nama Puruk Cahu Beriwit, sekarang menjadi Kelurahan Beriwit. Kota Puruk Cahu Beriwit selanjutnya diduduki oleh Belanda, sehingga Puruk Cahu Beriwit berkembang kea rah seberang Sungai Barito tepatnya di Datah Sangkai. Olek karena itu, terbentuk sebuah perkampungan yang dikenal dengan nama Puruk Cahu Seberang, sekarang menjadi Kelurahan Puruk Cahu.

Pada tahun 1939-1940 di Muara Sungai Soko di atas perbukitan “Puruk Cahu” tepatnya di sekitara “Betang” milik Caha, kolonial Belanda mulai membangun sebuah Fort (benteng) sebagai basis pertahanan untuk menangkal setiap serangan musuh dari luar, baik dari orang asing maupun orang pribumi (orang Indonesia) dan sekarang menjadi Markas Kompi Senapan C 631/Antang.