DESTINASI WISATA BUDAYA
DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA
Berikut Destinasi Wisata Budaya di Provinsi Kalimantan Utara diantaranya : Situs Peningki Lama dan Masjid Kasimuddin
Situs Peningki Lama
- Lokasi :
Kelurahan Mamburungan, Kecamatan Tarakan Timur, Kota Tarakan.
2. Gambaran Umum :
Benda cagar budaya di Peningki Lama ada 3 jenis yaitu; meriam, pillbox bunker, dan gudang logistik. Meriam-meriam ini diletakkan berdekatan dengan garis pantai yang bertugas untuk mengamankan pantai dan laut dari serangan musuh. Meriam-meriam ini terdiri dari beberapa bagian yaitu; pondasi, penahan bawah, ruang bawah tanah/bunker perlindungan, barrel/laras, shield, silinder dudukan, dan deck awak meriam. Sedangkan Pillbox Bunker adalah salah satu bangunan yang lazim dipakai pada saat perang dunia kedua. Merupakan bangunan pertahanan yang terbuat dari tembok tebal dengan lubang/jendela pandang sempit. Bangunan ini digunkan sebagai tempat persembunyian/pertahanan yang dilengkapi dengan senjata. Selain itu, bunker digunakan sebagai gardu pandang untuk memandang arah datangnya musuh.
Selanjutnya, gudang logistik digunakan untuk menyimpan seluruh keperluan dan logistik tentara saat berperang. Gudang logistik di situs Peningki Lama ada 3 buah, secara umum ketiga bangunan tersebut memiliki bentuk sama meski ukurannya berbeda.
3. Latar Sejarah :
Keberadaan benda cagar budaya yang ada di situs Peningki Lama tak lepas dari sejarah Kota Tarakan. Tarakan adalah sebuah pulau lepas pantai yang memiliki luas 303 km2, sebagian besar pulau ini diliputi oleh rawa dan bukit yang tertutup hutan lebat. Tarakan merupakan salah satu bagian dari Hindia Belanda pada tahun 1941 dan sangat penting karena sebagai pusat produksi minyak yang dapat memproduksi 80.000 barrel minyak setiap bulan. Menurut catatan sejarah, sebelum perang dunia kedua, Tarakan menghasilkan 6 juta barrel minyak setiap tahun. Sejarah perminyakan di Tarakan dimulai dari tahun 1897. Dari hal tersebut, sumber daya alam Tarakan sangat menguntungkan dan menjadi rebutan berbagai bangsa untuk mendapatkan minyak bumi. Untuk itu pemerintah kolonial Belanda berusaha mempertahankan Tarakan dengan sejumlah kekuatan baik kekuatan darat, laut, dan udara. Dalam mendukung pertahanan pulau Tarakan, Belanda membangun sejumlah bunker, meriam pantai, dan sejumlah bangunan pengintai. Pertempuran Tarakan terjadi pada tanggal 11 dan 12 Januari 1942. Meskipun Tarakan hanya pulau kecil berawa-rawa, tetapi terdapat 700 sumur minyak, penyulingan minyak, dan lapangan udara yang merupakan tujuan utama Kekaisaran Jepang dalam Perang Pasifik.
Masjid Kasimuddin
- Lokasi :
Masjid Kasimuddin Tanjung Palas terletak di Desa Tanjung Palas Tengah, Kecamatan Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan.
2. Gambaran Umum :
Luas lahan Masjid Kasimuddin 3.560,25 m2, dan luas bangunan 585,64 m2. Bangunan masjid terbuat dari kayu dan beton, berbentuk bangunan semi permanen. Dinding bangunan terbuat dari papan kayu ulin. Menurut keterangan masyarakat setempat pondasi dan lantainya terbuat dart campuran semen dan batu yang berlapiskan tegel/ubin bermotif arsitektur Eropa yang diimpor dart Belanda. Ruang utama berbentuk bujur sangkar, berukuran 19 × 19 m, tinggi bangunan sampai puncaknya 15,50 m. Bangunan ruang utama mempunyai beberapa tiang penyangga yang terdiri dari empat tiang utama/saka guru dengan penampang segi empat, tinggi 11,15 m. Duabelas tiang pembantu dengan penampang segiempat tinggi 8 m mengelilingi tiang utama. Lima puluh buah tiang pembantu deretan ke tiga mengelilingi 12 tiang pembantu, merupakan deretan tiang paling bawah yang sekaligus menjadi pegangan konstruksi papan dinding dan pintu-pintu masjid, dan empat puluh tujuh tiang.
Masjid Kasimuddin tidak mempunyai jendela, sedangkan pintu masuknya 11 buah yang terletak disekeliling bangunan. Bangunan pengimaman mempunyai kekhususan pada ruangan dan atapnya. Ruang tersebut berukuran 3,60 × 2,80 m dengan bentuk segi lima. Dinding semi permanen terdiri atas bagian bawah setinggi satu meter terbuat dari pasangan ubin/tegel bermotif dengan warna hijau papan kuning, dinding atas terbuat dari bahan papan kayu ulin. Pada bagian depan ruangan pengimaman/mihrab dipasang kaca berwarna putih bening dan bagian atasnya dipasang kaca berwarna hijau yang mengelilingi ruangan tersebut. Jendela-jendela kaca ini berfungsi sebagai alat penerangan ruangan masjid. Di ruang pengimaman terdapat enam tiang berfungsi sebagai penopang atap. Atapnya tidak bersusun tiga, melainkan hanya satu dan lebih pendek dari pada atap bangunan induk. Atap pengimanan ini berbentuk segi delapan. Puncak kubahnya seperti bangunan induk, makin keatas atap kubah makin mengecil/meruncing dan pada ujungnya terdapat sebuah mahkota yang terbuat dari kayu ukir.
3. Latar Sejarah :
Masjid Kasimuddin didirikan pada waktu pemerintahan Sultan Maulana Muhammad Kasimuddin (1901-1925) Raja Bulongan. Setelah meninggal, beliau dimakamkan di halaman masjid sebelah barat, sedangkan makam di sekitarnya merupakan makam keluarga raja.