Gua Karim, Kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat

0
2117

Situs Cagar Budaya Gua Karim

karim

 

Gua Karim ditemukan tahun 2001. Gua ini berjarak 430 meter dari basecamp Tewet ke arah timur dengan waktu tempuh sekitar satu jam berjalan kaki. Kondisi medan dari pinggir sungai Jele berupa lahan tanah datar sekitar 30 meter kemudian mendaki lereng karst ke arah timur dengan kemiringan 30-45° hingga ke mulut gua.

Gambar yang ada di gua Karim cukup unik, yaitu gambar sarang lebah dan tapir. Sarang lebah sangat umum digambar pada cadas-cadas di dunia, hal ini menggambarkan mata pencaharianIMG_7130-1 meramu hasil hutan. Gambar sarang lebah dan tapir digambarkan cukup besar, memenuhi seluruh ruang gambarnya yang terletapirtak 2,5 meter di atas lantai ceruk. Tapir (Tapirus Indicus) sudah pu

sarang lebah (1)

nah sekitar 6000 tahun lalu di kalimantan, sehingga mengindikasikan bahwa pernah ada tapir di kawasan ini.

 

Titik Datum Point (DP) diplot di atas sebuah bongkah batu yang terletak di dasar dinding gua dengan tanda berupa arah mata panah warna merah dan dalam penentuan titik astronominya, ditransfer ke depan gua pada ruang yang lebih terbuka. Titik bantu tersebut (berupa kayu yang ditancap ke tanah) berjarak 6,443 meter (Leica D510) dengan arah 285° (Kompas Suunto) dari titik DP.

dp karim_Copy1Pembuatan Titik DP dan Ploting koordinat situs

Perekaman data menggunakan teknologi mutakhir yaitu 3D Laser Scanning dari tim Balai Konservasi Borobudur. Perekaman dilaksanakan selama 4,5 jam dengan titik bantu 5 titik (scanworld) dengan akurasi 2 sd 10 mm dengan jumlah point 288.809.131 point. Untuk output data berupa gambar snapshot 3D, top view, elevasi, cross section, mesh Data, dan kontur.

scanner karimTampak depan Hasil gambar Scanner 3D

Sepanjang perjalanan merupakan hutan yang cukup rindang sehingga permukaan tanah di bawahnya terlindung dari cahaya matahari secara langsung. Menurut penuturan Pak Kusmin (Juru Pelihara Liang Karim) bahwa telah terjadi kebakaran besar sebanyak 2x pada kawasan hutan ini yakni pada tahun 1982 dan tahun 1997. Hal tersebut dibuktikan dengan sebuah pohon besar yang masih berdiri tegak dengan kondisi hangus bekas terbakar berupa pohon meranti, yang terletak di sisi kiri depan Gua Karim. Terlihat bahwa tutupan lahan pada kawasan Tewet berupa pohon besar berdiameter hingga 50 cm di lahan datar setelah sungai hingga ke lereng karst, kemudian pada bagian lereng hingga di ketinggian karst hanya berupa pohon diameter maksimal 10 cm.

kegiatan gua karimKegiatan Dokumentasi dan Pemetaan pada situs

Gua Karim memiliki lebar mulut gua 45 meter dengan lorong terdalam sejauh 19 meter. Lantai gua tidak rata dengan beberapa diantaranya berupa bongkahan batu berukuran besar maupun yang lepasan ukuran kecil. Pada bagian tengah lantai gua, terlihat gundukan tanah bercampur bebatuan lepasan, rimbunan alang dan sebuah stalagmit yang hampir mencapai langit-langit mulut gua.

Gua ini termasuk gua semi aktif karena terlihat bekas-bekas tetesan dan aliran travertine pada bagian dinding, meski pada saat sekarang ini (Agustus 2015) terjadi musim kemarau. Beberapa lelehan travertine telah menutup gambar.

denah dan irisan karimDenah dan irisan ceruk Karim

Batas   gua di sebelah utara dan timur berupa gunung karst, sedangkan di sebelah selatan berupa tebing, dan di sebelah barat berupa mulut gua/tebing. Morfologi permukaan gua berupa tebing curam. Ketinggian dari dataran 158 meter, tinggi langit-langit ruang utama 6,4 meter, dan luas ruang gua 581,15 meter2. Keaktifan gua termasuk semi aktif. Ornamen gua yaitu: flowstone, stalaktit, staglamit dan pilar. Pencahayaan gua termasuk zona terang. Pemanfaatan/fungsi situs sebagai tempat peristirahatan pemburu lokal. Jenis potensi ancaman antara lain rembesan air yang menutupi gambar gua, cuaca panas dan lembab, debu yang bersentuhan langsung dengan gambar, sarang tawon, kotoran kelelawar, lumut dan vandalism.

gambar cadas karimGambar cadas Gua Karim

Sebaran gambar cadas terdiri dari empat panel. Panel 1 terletak pada sebuah rongga di atas DP setinggi 5 meter, di sisi kiri gua atau sebelah selatan. Gambar no.1 merupakan gambar hewan berkaki 4 (empat) berekor pendek dan disebut sebagai gambar tapir berwarna merah, bagian lengan terlihat bekas lelehan/aliran air dari celah karst dan terdapat bekas cungkilan bentuk segi empat. Gambar cadas masih terlindungi dari paparan matahari langsung karena adanya pilar kecil pada rongga panel ini; Gambar no.2 terletak di sisi selatan gambar no.1, gambar merupai bentuk pohon dengan bentuk garis vertikal yang kemudian bagian atas diberi garis diagonal menyudut ke garis vertikal. Kondisinya mulai terkelupas di bagian bawah berwarna merah; Gambar no.3 merupakan gambar cap tangan 5 (lima) jari negatif utuh berwarna merah dengan kondisi mulai terlihat bintik putih terkelupas; Gambar no.4 merupakan beberapa gambar garis merah vertikal dengan bagian ujung atas berada di atas gambar cap tangan; Gambar no.5  tepat berada di sebelah gambar no.4 berupa gambar yang mirip gambar no.2 menyerupai pohon; Gambar no.6 gambar dengan ukuran cukup besar berbentuk lonjong dengan bintik-bintik warna merah bagian tengah. Masyarakat setempat menyebut sebagai gambar sarang lebah. Kondisi gambar bagian tengah terlihat bekas lelehan karst dari celah diatasnya. Bagian bawahnya mulai terkelupas akibat terpaan cahaya matahari; Gambar no.7 berada di sisi kiri gambar no.6 berupa gambar warna merah menyerupai pohon besar karena terdapat garis vertikal tebal sebagai batang dan atasnya terdapat 4(empat) garis arah samping kiri kanan sebagai ranting. Pada ranting-ranting tersebut setengah bulat seperti menggantung di garis tersebut sebagai daun pohon. Kondisi gambar bagian atas terlihat masih utuh, bagian bawah yang mengalami kerusakan terkelupas karena terpaan cahaya matahari.

Panel 2 terletak pada dinding bagian tengah gua, pada sebuah rongga sempit dengan ketinggian setinggi orang dewasa dari permukaan tanah. Terdapat 4 (empat) gambar cap tangan yang teridentifikasi, meski terdapat gambar lain yang telah rusak. Gambar no 8 cap tangan tersisa 2 jari terlihat dengan kondisi terkelupas bidang gambar warna merah; Gambar no 9 pada sebuah rongga yang terlindungi dari cahaya matahari namun pada lokasi yang lembab sehingga terdorong dan tertutup oleh lelehan karst, dan tersisa empat jari warna merah; Gambar no 10 dengan kondisi yang lebih parah kerusakannya, hampir terkelupas total akibat kelupasan dan sebagian tertutup ganggang, empat jari tidak utuh; Gambar no 11 merupakan gambar empat jari tidak utuh warna merah terkelupas bidang dinding.

Panel 3 terletak di ujung kanan, barat daya dan terdapat pada dinding rendah. Telah teridentifikasi 3 (tiga) gambar cap tangan. Gambar no 12 Cap tangan empat jari dengan jari telunjuk terkelupas, gambar warna merah; Gambar no 13 pada bagian bawahnya terdapat gambar cap tangan 4 (empat) jari dengan sebagian jari terkelupas; Gambar no 14 Cap tangan merah 5 (lima) jari dengan ujung jari tengah dan jari manis terkelupas, kemudian telapak juga terkelupas.

Panel 4 berupa bolder atau bongkahan batu besar, terdapat 6 (enam) gambar cap tangan teridentifikasi pada langit-langit rendah. Gambar no 15 merupakan gambar cap tangan sudah mulai tertutup dengan ganggang di sekitarnya. Terdapat gambar tali teridentifikasi berwarna merah; Gambar no 16, 17, dan 18 merupakan gambar cap tangan sejajar dengan kondisi yang sama pada kerusakan tutupan ganggang maupun terkelupas terutama pada bagian telapak; Gambar no 19 terletak pada langit-langit cap tangan merah kondisi terkelupas, 4 jari; Gambar no 20 empat jari gambar cap tangan dengan kondisi telapak telah terkelupas. Terdapat garis diagonal mengarah ke jari-jari cap tangan.

Jenis dan potensi ancaman yang teridentifikasi di situs ini antara lain: Potensi ancaman yang pertama lingkungan berupa kebakaran hutan. Potensi ancaman gua juga pada dinding gua yang ditempati sebagai media menulis dari pengunjung (vandalisme). Ancaman kerusakan gambar yang terletak di panel 1, akibat terpaan cahaya matahari secara langsung pada sore hari yang menyinari media gambar. Kemudian di panel 2 dengan kondisi yang cukup lembab dengan tutupan ganggang dan lumut.

(Laporan hasil Delineasi BPCB Kalimantan Timur, 2015)