Keraton Kesultanan Sambas

0
4316

Secara astronomis bangunan Keraton Sambas terletak pada koordinat 0312581 N dan 0150575 E dengan akurasi 4 m dan elevasi -2 mdpl. Secara administrasi, Keraton Sambas terletak di Desa Kaum Dalam, Kecamatan Sambas, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat yang berjarak 175 km ke arah barat laut dari Kota Pontianak. Keraton Sambas berada di tepi Sungai Sambas yang menghadap ke arah barat yakni ke arah sungai.

Sebelum memasuki halaman keraton, terdapat pintu gerbang sebagai akses keluar masuknya pengunjung maupun kendaraan. Pada bagian tengah halaman terdapat sebuah tiang bendera yang terbuat dari kayu ulin. Di  bagian bawah tiang bendera, terdapat tiga (3) buah meriam yang berwarna hitam. Setelah melewati halaman, terdapat lagi sebuah gerbang/ gapura yang memisahkan halaman dengan bangunan keraton.

Gambar. 1.Denah Bangunan Keraton – Fungsi Ruang

 

Foto 1. Bagian depan Keraton Sambas (Dok. BPCB Kaltim 2017)

 

Bangunan keraton atau biasa disebut dengan  nama istana Alwatzikhoebillah berupa bangunan bertipe rumah panggung berbahan kayu belian/ulin. Keraton terdiri dari tiga bangunan yakni satu bangunan induk dan dua bangunan pendamping.

  1. Bangunan Induk

Secara horizontal terdiri dari tujuh ruang yakni: balairung, kamar tidur (kamar sultan, istri, dan anak-anak), dan ruang baca/perpustakaan.

  1. Ruang Balairung

Berukuran sekitar 11,44 m x 7,42 m. Ruang ini memiliki 14 buah jendela kaca yang berukuran 163 cm x 72,5 cm dan tiga buah pintu. Satu buah berada pada bagian tengah sebelah barat (depan) dengan ukuran 247 cm x 169 cm, satu buah  di sisi utara dengan ukuran 247 cm x 137 cm dan satu buah di sisi selatan dengan ukuran 247 cm x 137 cm. Ruang ini berfungsi sebagai tempat sultan menerima tamu-tamu penting serta pertemuan dengan para pejabat kerajaan. Terdapat empat buah kaca besar yang berada di empat sudut ruangan. Dua buah disimpan di atas meja dan dua lainnya digantung pada dinding. Pada bagian lain terpasang foto-foto sultan yang pernah berkuasa di Sambas hingga sultan terakhir.

  1. Ruang/ Kamar Tidur

Kamar tidur berada setelah ruang balairung yang dipisahkan oleh sebuah pintu. Kamar-kamar tersebut terhubung oleh lorong dengan ukuran 2 m x 13.5 m.  Terdapat empat buah kamar, dua berada di sisi utara yakni kamar sultan dan permaisuri, satu kamar di sisi selatan yakni kamar putera mahkota, dan satu kamar di sisi timur yakni kamar puteri-puteri sultan. Kamar sultan berukuran 5,89 m x 4,4 m. Pada ruangan ini tersimpan barang-barang khazanah Kesultanan Sambas, di antaranya tempat tidur sultan, pakaian kebesaran, payung kesultanan, pedang, getar, puan, tempayan keramik dari Tiongkok, keramik-keramik dari Belanda dan meja tulis Sultan. Kamar permaisuri berada di sebelah kamar sultan yang berukuran 4,5 m x 4,4 m. Antara kamar sultan dan permaisuri terdapat pintu penghubung yang berada di bagian dalam kamar. Di sisi kanan kamar permaisuri adalah kamar puteri sultan sedangkan di bagian depan kamar sultan adalah kamar putera mahkota yang ukurannya sama dengan kamar sultan.

  1. Ruang Baca/Perpustakaan

Ruang ini berada di antara kamar puteri dan putera mahkota. Namun saat ini berubah fungsi sebagai tempat santai/keluarga. Terdapat tempat duduk dari kayu yang disimpan pada bagian tengah ruangan. Terdapat dua buah jendela dari kaca. Jendela tersebut memiliki dua buah daun jendela. Pada bagian belakang ruang baca di sisi selatan terdapat sebuah pintu keluar yang berukuran 2,2 m x 1,34 m. Pintu ini menyambung pada bangunan lain di sisi selatan bangunan induk.

  1. Bangunan Pendamping

Pada sisi utara dan selatan bangunan induk terdapat dua bangunan pendamping yakni:

  1. Bangunan di sisi selatan diperuntukkan sebagai kamar para pelayan/pembantu sultan dengan lorong yang menyatukan bangunan ini dengan bangunan induk. Bangunan ini terbagi atas empat kamar pembantu, satu dapur, dua kamar mandi sultan, dan satu kamar mandi pembantu.
  2. Bangunan di sisi utara diperuntukkan sebagai kamar para supir maupun pengawal sultan. Bangunan ini terpisah dengan bangunan induk. Terdapat empat buah kamar, dan dua kamar mandi buat para pengawal dan supir.

Secara vertikal bangunan terbagi atas tiga bagian yakni kaki bangunan, badan dan atap bangunan.

  1. Kaki

Tiang bangunan pada bagian kaki dibuat dari beton dan sebagai kuncian yang menghubungkan antara bagian kaki dan lantai rumah yakni besi yang disambung di antara balok gelagar. Pada bagian kaki, dipasang kayu yang mengelilingi bangunan sehingga tiang bagian bawah tidak dapat terlihat.

  1. Badan

Bagian dinding bangunan terbuat dari campuran semen dan pasir pantai yang diayak serta anyaman bambu yang biasa digunakan dalam membangun rumah. Sedangkan lantai terbuat dari kayu ulin yang tidak diwarnai. Bagian dinding berwarna kuning dan putih. Tinggi lantai sampai atap berbeda antara ruang balairung dan ruang lainnya. Pada balairung atap lebih tinggi sekitar 5 m. Sedangkan pada ruang lain tingginya sekitar 4,18 m.

  1. Atap

Atap bangunan terdiri dari dua tingkat yang terbuat dari kayu ulin. Berupa atap sirap yang berukuran 57,5 x 7 cm dengan ketebalan 0,5 cm. Di bagian tepi/pinggir atap dikelilingi talang air yang berfungsi sebagai penadah air hujan.

 

Foto 6. Bentuk atap dan sirap keraton (Dok. BPCB Kaltim 2017)