MAKNA SIMBOL TASBIH DALAM IKONOGRAFI MASA JAWA KUNO

0
47

Ikonografi tasbih memiliki makna simbolis yang signifikan dalam ikonografi Jawa kuno, yang mencerminkan nilai-nilai keagamaan, budaya, dan seni. Dalam tradisi agama Buddha Jawa kuno, tasbih sering disebut sebagai “mala” yang digunakan sebagai alat untuk menghitung pembacaan mantra atau nama-nama dewa. Tasbih melambangkan disiplin spiritual dan meditasi. Dalam tradisi Hinduisme tasbih digunakan selama pembacaan doa dan mantra. Tasbih sering terlihat di tangan dewa-dewi seperti Siwa dan Wisnu, yang melambangkan hubungan spritual mereka dan meditasi. Dalam pemaknaan meditasi dan spiritual, tasbih sering terdapat pada tangan para arca prtapa, orang bijak, dan dewa-dewi yang menandakan peran mereka dalam membantu meditasi dan praktik spiritual. Tasbih berfungsi sebagai alat untuk memfokuskan pikiran dan mempertahankan konsentrasi selama berdoa. Dalam representasi budaya dan artistik masa Jawa Kuno, penggambaran tasbih juga dapat mencerminkan pentingnya budaya agama dan spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari.

Penggunaan tasbih dalam ikonografi Jawa kuno juga melambangkan pengabdian dalam keagamaan. Tasbih merupakan ekspresi nyata dari komitmen seseorang terhadap jalan spiritual dan praktik keagamaan pada masa tersebut. Penggambaran tasbih terdapat pada arca-arca yang berasal dari masa Jawa Kuno terutama dalam penggambaran sosok-sosok spiritual dan sakral yang terdapat, baik dalam agama Hindu, Buddha, maupun kepercayaan lokal Masyarakat Jawa Kuno. Secara keseluruhan, tasbih dalam ikonografi Jawa kuno merupakan simbol multifaset yang menjalin praktik keagamaan, nilai-nilai budaya, dan ekspresi artistik. Tasbih berfungsi sebagai jembatan antara dunia fisik dan spiritual yang membantu individu dalam pencarian mereka untuk pencerahan dan hubungan dengan yang Sang Pencipta, sehingga symbol tasbih merupakan bagian yang sangat fundamental dan sakral dalam ikonografi masa Jawa Kuno.