MAKNA MOTIF ULAR NAGA DALAM TRADISI KEBUDAYAAN MASA JAWA KUNO

0
16

Motif ular naga dari Jawa Timur merupakan simbol penting yang memadukan pengaruh budaya dari tradisi lokal, Hindu, dan Buddha. Motif ini sering ditemukan dalam ukiran candi, seni tradisional, dan desain arsitektur masa Jawa Kuno. Makna Naga bervariasi tergantung pada konteksnya, tetapi sering kali menyiratkan tentang perlindungan, kesuburan, dan kekuatan spiritual. Dalam budaya Jawa, naga sering dikaitkan dengan kekuatan dan perlindungan supranatural. Naga terkadang dianggap sebagai penjaga air dan dunia bawah, yang melambangkan kekuatan alam yang kreatif dan destruktif. Ular dikaitkan dengan kesuburan, transformasi, dan pembaruan karena kemampuannya untuk berganti kulit. Dalam agama Hindu dan Buddha, Ular Naga memiliki makna spiritual yang dalam, dianggap sebagai penjaga harta karun, pengetahuan suci, atau tempat. Ia juga dikaitkan dengan sumber air dan sungai, yang sangat penting bagi pertanian dan kehidupan di  masa Jawa Kuno. Dalam mitologi Buddha, Naga adalah pelindung Buddha dan sering muncul dalam legenda atau mitos mengenai keskralan dan kesucian.

Dalam seni dan arsitektur Jawa Timur, motif Ular Naga dapat mewakili interaksi kekuatan kosmik, yang sering dikaitkan dengan unsur-unsur alam seperti air dan tanah. Motif tersebut juga dapat melambangkan perlindungan supranatural yang ditawarkan kepada tempat-tempat suci seperti candi atau istana kerajaan. Dalam seni Majapahit, motif ini mungkin menandakan kekuatan politik dan spiritual raja-raja yang berkuasa yang diyakini memiliki hubungan supranatural dengan kekuatan kosmik, sehingga motif ini berfungsi sebagai simbol perlindungan dan keberuntungan yang mencerminkan warisan agama dan budaya sinkretis di wilayah tersebut yang menggabungkan kepercayaan adat dengan kosmologi Hindu-Buddha yang lebih luas.