Kajian Teknis dan Kajian Storyline Pendirian Museum Garam

0
875
Bangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang direncanakan sebagai bangunan Museum Garam, Kalianget

Sumenep-Kegiatan kajian yang dilakukan sejak tanggal 7 hingga 12 Oktober 2019 ini merupakan kegiatan pendampingan yang dilakukan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur dengan Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumenep, atas rencana pendirian Museum Garam Kalianget, Sumenep.

Pendirian Museum Garam Kalianget ini merupakan hasil kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Sumenep dengan PT. Garam. Museum Garam direncanakan akan dibuat pada salah satu bangunan yang ada di komplek PT. Garam, Kalianget.

Kegiatan penggambaran yang dilakukan pada kajian teknis arkeologis
Kegiatan pengukuran kelembaban dinding bangunan
Persiapan observasi dan pengukuran bagian atas bangunan
Penggambaran bangunan
Observasi proses pembuatan garam
Koordinasi dengan PT.garam

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pengamatan peralatan pembuatan garam yang akan menjadi koleksi museum
Observasi motif lantai bangunan

 

 

 

 

 

 

 

Bangunan yang ada di Komplek PT. Garam sebagian besar merupakan objek diduga cagar budaya yaitu bangunan kolonial yang memiliki ciri arsitektur khusus. Dalam kesepakatan bersama bangunan Bekas Pembangkit tenaga Listrik (PTL) akan dilakukan adaptasi menjadi Museum Garam, oleh karena itu dalam kegiatan kajian kali ini dibagi menjadi 2 tim yaitu kajian teknis arkeologis dan kajian storyline.

Tim pertama melakukan kegiatan Kajian Teknis Arkeologis yang merupakan kegiatan pengumpulan data teknis bangunan seperti data arsitektural, struktural, keterawatan dan lingkungan. Dalam kegiatan ini dilakukan observasi terhadap kerusakan bangunan, dokumentasi, pemetaan dan penggambaran. Berdasarkan hasil pengumpulan data tersebut akan dilakukan analisa sehingga menghasilkan rekomendasi untuk perbaikan bangunan agar dapat dimanfaatkan sebagai museum.

Tim kedua melakukan kegiatan Kajian storyline, yang bertujuan untuk merancang alur informasi sejarah yang terkait dengan garam. Kegiatan ini dilakukan dengan cara pengumpulan data pustaka, wawancara, observasi terkait dengan garam, pengumpulan data koleksi dan peralatan yang akan di gunakan dimuseum. Berdasarkan data tersebut akan dianalisis sehingga menghasilkan rencana penataan ruang, koleksi dan materi pengisi museum garam.

Berdasarkan Hasil kajian teknis arkeologis dan kajian storyline, maka dapat dilakukan adaptasi bangunan pembangkit tenaga listrik (PTL) menjadi bangunan Museum Garam, Kalianget.(Norfadilatussafiah)