You are currently viewing Studi Mitigasi Bencana Geologi pada Kawasan Candi Gedong Songo (Bagian 3)

Studi Mitigasi Bencana Geologi pada Kawasan Candi Gedong Songo (Bagian 3)

(BPCB Jateng) Kawasan Candi Gedong Songo berada di lereng bukit yang relatif curam sehingga mempunyai potensi bencana geologi seperti bencana longsor yang dapat mengancam kelestarian CB, hal ini diketahui dari banyak dijumpainya  beberapa titik longsor. Selain didukung oleh kondisi geologi  berupa struktur geologi, kemiringan lereng dan jenis litologi (batuan) yang ada, faktor lain yang dapat memicu terjadinya longsor adalah penggunaan lahan yang kurang mendukung seperti penanaman vegetasi yang tidak tepat, adanya kegiatan penambangan liar, aktivitas pedagang kakilima, serta bangunan  pendukung lainnya.

Sebagaimana hasil rapat koordinasi pada bulan Desember 2009 di Bandungan dengan Direktur Purbakala, Pemkab Semarang dan Pemprov Jateng bahwa dalam rangka pelestarian dan pemanfaatan Kawasan Candi Gedong Songo perlu dilakukan kajian/survei potensi situs. Untuk menindaklanjuti hal tersebut maka dilakukan Studi Mitigasi Bencana Geologi pada Kawasan Candi Gedong Songo.

Hasil studi ini akan menjadi salah satu acuan dalam kerangka pelestarian dan pemanfaatan Kawasan Candi Gedong Songo.

GEOLOGI WILAYAH CANDI GEDONG SONGO

Pemetaan geologi wilayah Candi Gedong Songo yang merupakan lereng selatan-puncak Gunung Ungaran didekati dengan pemetaan morfostratigrafi, yang berarti dengan menentukan stratigrafi wilayah tersebut dengan pendekatan urutan morfologinya. Untuk itu diperlukan citra satelit yang diunduh melalui map.yahoo.com, kemudian dipandu dengan hasil pemetaan di daerah tersebut berskala 1:25.000 (Syabaruddin, 2004; Nugroho, 2004; Aribowo, 2004; Nguyen, 2005) dan dipertajam lagi dengan peta topografi berskala 1:1000 yang dibuat oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah.

Geomorfologi wilayah Candi Gedong Songo

Menurut Syabaruddin, 2004, wilayah Candi Gedong Songo termasuk di dalam wilayah Satuan Lereng Ungaran Muda bagian selatan dan sebagian dari Satuan Kaki Ungaran Muda di bagian selatannya. Wilayah ini memiliki kelerengan antara 10o-32o  pada satuan lereng dan sampai dengan 10o  pada Satuan Kaki Ungaran Muda. Pada Satuan Lereng Ungaran Muda juga tersusun oleh Fasies Sentral Ungaran Muda dan pada umumnya ditanami dengan hutan pinus, sedangkan pada Satuan Kaki Ungaran Muda tersusun oleh Fasies Proksimal Ungaran Muda yang pada umumnya ditanami dengan tanaman palawija ataupun daerah pemukiman.

Jika diamati lebih rinci tampak bahwa pada Satuan Lereng  Ungaran Muda, pada anak cabang sungai Panjang, terdapat endapan hasil longsoran pertama (wilayah dengan batas garis putus-putus merah tua pada gambar 3) dan endapan longsoran kedua (wilyah dengan batas garis merah) dengan ciri kelerengannya lebih landai dari pada kelerengan di sekitarnya.

Bentuk lembah sungai pada umumnya berbentuk V menandakan erosi vertikal berjalan dengan intensif. Pada dinding timur wilayah endapan longsor ke dua yang dibatasi garis merah pada daerah penelitian, tampak beberapa bekas longsoran yang akibatnya menggeser ke barat  aliran anak cabang Sungai Panjang, sehingga membuka lapisan alterasi atau batuan induk, di dasar lembah bagian timur. Hal ini bisa dilihat dari gardu pandang ke arah utara.

DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, B., Nugroho and Budihardi, M., 1997, Resource Characteristics of the Ungaran Field, Central Java, Indonesia, Proceeding of National Seminar of Human Resources Indonesian Geologist, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Yogyakarta

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2009, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia tentang Benda Cagar Budaya

Nguyen Kim Phuong, 2005, Hydrogeochemical Study of the Ungaran Geothermal System, Central Java, Indonesia, Thesis pada Jurusan Teknik Geologi, FT. UGM, Yogyakarta

Syabaruddin, 2004, Pemetaan Fasies Vulkanik Pada Daerah Prospek Panasbumi Gunung Ungaran dan Sekitarnya, Kec. Ambarawa, Kab. Semarang, Jawa Tengah, Skripsi pada Jurusan Teknik Geologi, FT. UGM, Yogyakarta

Thanden, R. E., Sumadirdja, H., dan Richards, P. W., 1996, Peta Geologi Lembar Magelang dan Semarang, Jawa, Direktorat Geologi, Bandung.

Van Bemmelen, R. W.,  1970, The Geology of Indonesia Vol. IA, General Geology of Indonesia and Adjacent Archipelagoes, 2nd edition, Martinus Nilhoff, The Haque Netherlands.

Verstappen, H. Th., 2000, Outline of the Geomorphology of Indonesia: A Case Study on Tropical Geomorphology of a Tectogene Region (with a Geomorphological Map 1:5000000), International Institute for Aerospace Survey and Earth Science, Netherlands.

Yoga Aribowo, 2004, Karakteristik Kehilangan panas Alamiah dan Alterasi Hidrotermal permukaan pada Area Manifestasi Gedong Songo dan Sekitarnya, Daerah Prospek Panasbumi Ungaran,  Jawa Tengah, Skripsi pada Jurusan Teknik Geologi, FT. UGM, Yogyakarta

Zen, M.T., Syarif, M.A., Simatupang, S.H., dan Juniarto, G., 1983, Tektogenesa Gaya Berat dan Daur Magma Sepanjang Deretan Gunungapi: Ungaran – Merapi di Jawa Tengah, Proceeding PIT XII IAGI, Jakarta.