You are currently viewing Relief di Gapura I Candi Sukuh, Ini Penjelasannya

Relief di Gapura I Candi Sukuh, Ini Penjelasannya

Banyak orang atau wisatawan bertanya-tanya ketika berkunjung ke Candi Sukuh terutama ketika mengamati relief di Gapura I. Bahkan ada salah satu relief yang cukup terkenal dan fenomenal berada di Gapura ini. Relief tersebut telah membentuk opini dan mitos beredar luas di masyarakat tentang Candi Sukuh. Apa saja relief-relief tersebut berikut foto dan penjelasan singkatnya.

Relief Dua Manusia

Relief dua figure manusia dipahat berurutan dari atas ke bawah. Keduanya dengan ekspresi muka seram tampak pada penggambaran mata bulat, mulut terbuka sehingga tampak gigi taringnya, tangan kanan memegang senjata. Sikap duduk kakang sehingga tampak kemaluan yang berukuran besar. Relief tersebut dipahat di kanan- kiri ambang masuk pintu 1.

Relief Sengkalan “Gapura Buta Aban Wong”

Relief menggambarkan seseorang yang dimakan raksasa dipahatkan pada dinding depan sisi utara dan mempunyai arti Sengkalan Memet. Sengkalan tersebut berbunyi : “Gapura buta aban wong” = 1359 Çaka  atau 1437 Masehi. Selain itu juga terdapat hiasan berupa sepasang burung sedang hinggap pada sebatang pohon dan dibawahnya digambarkan seekor binatang anjing (?)

Sengkalan Memet ” Gapura Bhuta Nahut Bu(n)tut”

Dinding Gapura I sisi depan sebelah selatan terdapat relief seorang tokoh laki-laki (raksasa?) sedang berlari dan menggigit seekor ular. Di atasnya terdapat hiasan mahluk sedang melayang-layang dan paling atas terdapat hiasan seekor binatang melata. Relief ini oleh K.C. Crucq di baca juga sebagai Sengkalan Memet yang berbunyi “Gapura bhuta nahut bu(n)tut” = 1359 Çaka atau 1437 Masehi.

Relief Kala

Relief lain yang dipahatkan pada pintu masuk adalah kepala kala, yakni pada ambang pintu masuk baik sisi depan maupun belakang. Kepala kala candi Sukuh unik karena digambarkan berjanggut panjang, sehingga membedakannya dengan kepala kala di candi-candi lain. Selain keunikan ornamen, terdapat keunikan lain yakni bidang tempat penempatan pahatannya. Kepala kala Candi Sukuh dipahat masuk kedalam langit-langit atap.

Relief Garuda

Dinding utara maupun dinding selatan Gapura I Candi Sukuh terdapat relief seekor garuda dengan sayap terbuka sedang mencengkeram dua ekor ular. Relief ini tentunya berhubungan juga dengan relief – relief yang terdapat pada teras lain, yang menggambarkan cerita Garudeya.

Relief Kemaluan Laki-Laki

Salah satu relief yang cukup menarik ialah yang dipahatkan pada lantai pintu masuk gerbang pertama. Relief ini berupa gambar phallus  ( kemaluan laki – laki ) di hadapkan pada kemaluan wanita yang berbentuk seperti segitiga dihiasi dengan semacam karangan bunga. Oleh para sarjana, relief tersebut dianggap sebagai lambang kesuburan. Namun demikian selain sebagai lambang kesuburan, relief ini sebenarnya juga merupakan permulaan (pangkal) dari relief – relief berikutnya, terutama yang berhubungan dengan cerita Çuddhamala dan Garudeya.

(diambil dari Buku Peninggalan Arkeologis di Lereng Gunung Lawu terbitan BPCB Jateng)