You are currently viewing Perkembangan Tinggalan Tertulis I, Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya

Perkembangan Tinggalan Tertulis I, Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah telah menerbitkan beberapa buku. salah satu buku yang telah diterbitkan adalah buku berjudul Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (Prof. Sumijati Atmosudira dkk /editor). Mempertimbangkan permintaan dari masyarakat maka buku ini ditampilkan di laman ini.

Budaya tetulis di Indonesia mulai dikenal sejak ditemukannya prasasti Yupa dari Kerajaan Kutai di daerah Kalimantan Timur, pada kurang lebih abda IV TU. Pada masa yang hampir bersamaan, pada kurang lebih abad V TU, di daerah Jawa Barat ditemukan sejumlah prasasti yang berasal dari Kerajaan Tarumanegara. Tampaknya budaya tertulis di Jawa Tengah muncul lebih kemuian dibandingkan dengan di Jawa Barat, ditandai dengan ditemukannya prasasti tertua, yaitu Prasasti Tuk Mas yang ditemukan di daerah Grabang, Magelang. Prasasti ini tidak berangka tahun. Akan tetapi berdasarkan kajian bentuk hurufnya (paleografi) diperkirakan berasal dari abad VII TU. Setelah itu, di Jawa Tengah ditemukan tidak kurang dari 75 buah prasasti yang secara kronologis lebih muda dari prasasti Tuk Mas. Prasasti-prasasti tersebut mempunyai pertanggalan yang dapat diletakkan anatar kurun waktu 732-925 TU. Dalam urun waktu sesudah tahun 925 TU, frekuensi tinggalan prasasti di Jawa Tengah mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan karena pusat pemerintahan Kerajaan Matram yang berlokasi di wilayah Jawa Tengah telah dipindahkan ke lokasi baru di wilayah Jawa timur. Padahal, sebagaimana telah disebutkan pada bagian terdahulu bahwa keberadaan prasasti mempunyai kaitan yang erat dengan keberadaan institusi kerajaan, karena prasasti adalah dokumen resmi kerajaan. Prasasti-parsasti yang ditemukan di Candi Sukuh yang berasal dari abad XV TU merupakan contoh dari sedikit tinggalan tertulis yang dihasilkan dari periode sesudah 925 tu. Akan tetapi prasasti-prasasti ini, baik yang berupa angka tahun maupun berupa uraian kalimat, menunjukan kronologi jaman majapahit, terutama dari bentuk dan jenis hurufnya disebut huruf kuadaran. Tinggalan prasasti mulai semarak lagi ketika penggaruh budaya Islam dan Eropa-Asia masuk dan berkembang di wilayah Jawa Tengah.

Dari sejumlah tinggalan tertulis yang ditemuakan di Jawa Tengah, dapat diperoleh gambaran mengenai variasi jenis huruf maupun bahasa yang digunakan dalam tradisi tulis. Demikian pula dapat digambarka menganai perkembangan substansi yang dimuat dalam prasasti. Huruf yang digunakan dalam prasati tertua, yaitu Prasasti Tuk Mas, adalah huruf palawa, sedangkan bahsa yang digunakan adalah bahasa Sansekerta. Prasasti ini hanya memuat penggalan kalimat yang merupakan pujian terhadap sumber mata air suci dan gambar-gambar yang digunakan sebagai simbol dalam agama Hindu. Dengan demikian, informasi dalam prasasti ini baru dapat mengungkapkan latar belakang keagamaan yang berkembang di Jawa Tengah pada waktu itu. (Foto Prasasti Tukmas)