You are currently viewing Perkembangan Tinggalan Tertulis (Bagian IV), Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya

Perkembangan Tinggalan Tertulis (Bagian IV), Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah telah menerbitkan beberapa buku. salah satu buku yang telah diterbitkan adalah buku berjudul Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (Prof. Sumijati Atmosudira dkk /editor). Mempertimbangkan permintaan dari masyarakat maka buku ini ditampilkan di laman ini.

Dari segi isi, prasasti-prasasti yang menggunakan huruf dan bahasa Jawa Kuna pun mengalami perkembangan pesat. Isinya tidak hanya permasalahan yang berkaitan dengan daerah sima, tetapi juga masalah ketetapan hukum sebagaimana disebut dalam prasasti Wurudu Kidul (t.t). Prasasti yang berisi ketetapan hukum semacam ini desebut jayaparta. Informasi lain yang diperoleh melalui prasasti-prasasti tersebut adalah kehidupan keagamaan dan struktur birokrasi. Melalui sintesa dari sejumlah prasasti yang ditemukan pada masa ini, diketahui bahwa agama Hindu dan Budhdha hidup dan berkembang berdampingan.

Dengan mengunakan informasi dari prasasti Sangkara diketahui bahwa salah seorang raja dinasti Sailndra yang beragama hinddu telah berpindah menjadi penganut Buddhisme. Demikian juga perkawinan antara Rakai Pikatan dan Pramodawarddhani memberikan bukti lain tentang toleransi beragama. Struktur birokrasi Kerajaan Mataram yang berhasil direkonstruksi dari berbagai sumber prasasti adalah sebagai berikut: Raja adalah penguasa tertinggi, perintah raja akan diterima oleh sekelompok pejabat tinggi yang bergelar rakryan mahamantri, kemudian perintah tersebut dilaksanakan oleh sekelompok pejabat yang lebih rendah tingkatnya dan bergelar reka atau samgat. Gambaran kronologis raja-raja yang memerintah di Kerajan Mataram Kuna, ketika pusat pemerintahnnya masih berada di wilayah Jawa Tengah, dapat diperoleh dari Prasasti Wanua Tengah II (908 TU) yang dikeluarkan oleh Raja Balitung. Sementara itu, satuan wilayh administrasi yang dapat digambarkan dari sumber prasasti terdiri atas kerajaan, kemudian watek (sekarang setingkat kabupaten), dan wanua (sekarang setingkat desa). Foto Prasasti Wanua Tengah