Lentur Tapi Kokoh: Menara Suar Semarang

Menara suar ini terbuat dari bahan baja. Sifat baja yang lentur dimanfaatkan untuk menciptakan sebuah bangunan yang tinggi dan memiliki kekuatan menahan terpaan angin, serta tidak memerlukan ruang yang luas. Pesan yang bisa ditangkap secara arsitektural dari bangunan ini adalah bangunan khusus dengan perlakuan khusus pula. Pemilihan bahan baja juga menjadi keputusan yang baik mengingat teknologi bahan selain baja tentu masih amat terbatas (belum masuk era beton). Ketelitian, kehatihatian dan daya tahan bangunan juga menjadi potret bahwa bangunan menara suar ini dipersiapkan dengan sempurna. Secara desain, bangunan bisa dikatakan hampir memiliki standar yang sama, misalnya bentuk denah dasar lingkaran atau bersegi banyak. Denah lantai dasar menara suar Semarang bersegi 12, dengan lebar masing-masing segi (sisi) 220 cm serta memiliki tinggi 30 meter. Menara ini terdiri dari 10 lantai (termasuk lantai dasar berbahan batu keras berwarna hitam yang masih otentik hingga saat  ini).
Menara suar ini dibangun karena perkembangan pelabuhan Semarang menjadi pelabuhan modern pada waktu itu. Sebelumnya tahun 1680 letak pelabuhan VOC berada di Boom Lama, Kali Semarang dan baru sekitar tahun 1854 pindah ke Kali Baru. Jika pada prasasti menara suar ini berangka tahun 1884 tentu masuk akal karena kemudian Semarang berkembang menjadi City of Port.

Dalam prasasti dikatakan bahwa menara suar Semarang merupakan bangunan menara kategori besar yang keempat. Saat ini Pelabuhan Semarang termasuk Distrik Navigasi Kelas II dan menara suar ini masih berfungsi optimal sebagaimana dahulu direncanakan. Secara umum menara masih sangat terawat, kondisi alam menyebabkan dasar menara berada ± 2 meter di bawah muka air laut dan tiap tahun akan semakin turun.

3