You are currently viewing Situs Candi Selogriyo (Peninggalan Arkeologi di Pereng Wukir Susundara-Sumving)

Situs Candi Selogriyo (Peninggalan Arkeologi di Pereng Wukir Susundara-Sumving)

Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah telah menerbitkan sebuah buku berjudul Peninggalan Arkeologi di Pereng Wukir Susundara-Sumving pada tahun 2018 lalu. Walaupun buku ini dapat dimiliki namun terkadang karena keterbatasan jumlah banyak masyarakat yang kurang beruntung. Berdasar kondisi diatas maka agar masyarakat tetap dapat menyerap informasi dari buku tersebut di laman ini akan ditampilkan isi buku secara bagian perbagian. Isi dari laman ini sama persis seperti apa yang ada dalam buku Peninggalan Arkeologi di Pereng Wukir Susundara-Sumving. Agar dapat ditemukan dengan mudah, maka tiap judul akan disertakan judul buku. Selamat membaca.

Situs Candi Selogriyo terletak di Desa Kembangkuning, Kecamatan Windusari, Propinsi Jawa Tengah. Sebuah Candi Hindu terletak di atas bukit yang masih merupakan bagian dari lereng Gunung Sumbing. Candi dibangun pada abad IX Masehi. Pada dinding bagian luar candi terdapat arca Parswadewata.

PARSWADEWATA
Para dewa pendamping Siwa yang biasa ditemukan pada Candi Hindu disebut Parswadewata. Dewa-dewa tersebut terdiri atas Agastya, Ganesa, dan Durgamahisasuramardini. Arca Parswadewata di Candi Selogriyo digambarkan dengan detil dan indah. Hal ini terlihat dari pakaian yang dikenakan setiap arca, antara lain kain yang dikenakan oleh Ganesa memiliki motif bunga.

Durgamahisasuramardini. Durga, sakti atau istri Siwa, memiliki gabungan kekuatan para dewa. Durga diciptakan untuk mengalahkan Mahisasura yang berniat mengusir para dewa dari khayangan. Setelah Mahisasura berhasil dikalahkan, Durga dipuja sebagai dewi penyelamat berjuluk Durgamahisasuramardini (pembunuh raksasa berwujud mahisa/kerbau)

Agastya termasuk salah satu anggota dari Saptaresi yang bertugas menyebarkan agama Hindu dari India ke arah selatan, termasuk ke Indonesia. Karena jasanya, Agastya didudukkan sebagai representasi Siwa, bahkan dianggap sebagai bahkan dianggap sebagai salah satu aspek Siwa.

Ganesa merupakan dewa yang diwujudkan dalam bentuk manusia berkepala gajah. Ganesa dikenal sebagai dewa ilmu pengetahuan, kebijaksanaan, dan bertugas menghancurkan segala rintangan.

Candi Selogriyo merupakan sebuah contoh ideal antara candi dan lingkungannya. Lingkungan pendukung candi berupa sumberdaya alam yang berwujud lahan pertanian dan sumber air. Mengingat terdapat sekelompok masyarakat yang bertanggung jawab atas kelangsungan pemeliharaan suatu bangunan suci, sangat memungkinkan pendukung Candi Selogriyo dahulu tinggal di desa – desa sekitarnya.

Peninggalan Arkeologi di Pereng Wukir Susundara-Sumving, Tim Penyusun, Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah