You are currently viewing Kesimpulan Tentang Berbagai Temuan Ekskavasi Arkeologi Saat Pemugara Candi Bima

Kesimpulan Tentang Berbagai Temuan Ekskavasi Arkeologi Saat Pemugara Candi Bima

Pada saat Candi Bima di Kabupaten Banjarnegara dipugar oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, tim menemukan beberapa benda-benda arkeologi. Temuan ini merupkan hasil dari kegiatan ekskavasi arkeologi yang menyertai kegiatan pemugaran. Beberapa temuannya adalah perunggu, fragmen tulang, biji-bijian, bunga, dan daun.

Berbagai macam BCB tersebut dianalisis dan dikonservasi sesuai dengan jenis bahannya masing-masing. Tanah hasil ekskavasi dianalisis untuk mengetahui kadar air, derajat keasaman (pH), dan analisis granulometri. BCB berbahan perunggu dianalisis secara kuantitatif kadar logam penyusunnya. Selain itu BCB berbahan perunggu juga dikonservasi untuk membersihkan kerak yang melekat. Objek berbahan besi dikonservasi dengan hati-hati karena kondisinya yang sudah sangat rapuh. Fragmen tulang dianalisis jenis tulangnya dan dikonservasi dengan cara pembersihan kering dan konsolidasi. Biji-bijian, bunga, dan daun dianalisis jenis tumbuhannya dan dibersihkan secara mekanis.

Setelah kegiatan analisis Tim Balai pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah dapat menyimpulkan sebagai berikut.

  1. Tanah yang berasal dari hasil ekskavasi Candi Bima bersifat asam (pH 4-6) karena keletakannya yang sangat dekat dengan sumber kawah
  2. Kondisi tanah mengandung kadar air tinggi, karena kelembaban udara di wilayah Candi Bima yang cukup tinggi.
  3. Jenis butir penyusun tanah didominasi oleh pasir kasar dan kerakal, kemudian diikuti oleh lanau, lempung, dan pasir halus.
  4. Bahan organik yang terkandung dalam tanah berasal dari endapan karbonat dan biji-bijian yang ditemukan dalam kotak ekskavasi.
  5. Mangkuk perunggu yang ditemukan berjumlah empat buah dengan kondisi yang sudah tidak utuh.
  6. Emas yang ditemukan berbentuk seperti kawat dan memiliki berat total 0,8679 gram.
  7. Logam yang terbuat dari besi kondisinya tertutup karat yang sangat parah sehingga rapuh.
  8. Fragmen gigi dan tulang berasal dari hewan babi hutan.
  9. Biji-bijian yang ditemukan berasal dari tanaman jali dan jewawut.
  10. Daun dan bunga yang ditemukan berasal dari kelas dicotyledonae sedangkan bunganya diduga merupakan bunga flamboyan.

(Sumber :Laporan Kelompok Kerja Pemeliharaan Tentang Penelitian dan Konservasi Temuan di Candi Bima)