Komplek Makam Tegal Arum Kabupaten Tegal

DSCN2510

(BPCB Jateng) Komplek Makam Tegal Arum terletak di Dusun Pakuncen, Desa Pasarean, Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal Propinsi Jawa Tengah. Adapun dusun Pakuncen ini sebelah timur berbatasan dengan Dusun Lemah Dhuwur, sebelah barat Dusun Klemben, sebelah selatan dusun Kanjen (termasuk kelurahan Pakuncen) dan sebelah utara desa Kajen kecamatan Talang. Area situs ini dapat ditempuh melalui Slawi – Tegal. Setelah mencapai pada km 7 mengambil arah barat melalui jalan Amangkurat. Komplek Makam Tegal Arum berada kurang lebih 700 meter dari Jalan Raya Slawi-Tegal.

Komplek Makam Tegal Arum berada di tengah-tengah perkampungan penduduk yang lumayan padat. Terdapat beberapa bangunan fasilitas disekeliling komplek makam seperti sekolah dasar yang berada di utara jalan masuk ke komplek makam dan kantor kelurahan Pasarean di selatan jalan masuk ke komplek makam. Adapun bangunan yang berada di dalam komplek makam yaitu masjid, pondok pesantren Al-Ishlah, Maderasah diniyah, gudang dan rumah penduduk. Komplek makam ini pada sisi selatan berbatasan langsung dengan jalan kampung dimana jalan ini setiap harinya dilalui kendaraan maupun penduduk setempat.  

Komplek Makam Tegal Arum kabupaten Tegal merupakan makam Amangkurat I atau Sri Susuhunan Amangkurat Agung yang merupakan raja Kesultanan Mataram yang memerintah tahun 1646-1677. Ia adalah anak dari Sultan Agung Hanyokrokusumo. Ibunya bergelar Ratu Wetan, yaitu putri Tumenggung Upasanta bupati Batang (keturunan Ki Juru Martani). Amangkurat I memiliki dua orang permaisuri. Putri Pangeran Pekik dari Surabaya menjadi Ratu Kulon yang melahirkan Raden Mas Rahmat, kelak menjadi Amangkurat II. Sedangkan putri keluarga Kajoran menjadi Ratu Wetan yang melahirkan Raden Mas Drajat, kelak menjadi Pakubuwana I.

Bernama asli Raden Mas Sayidin, ia diangkat menjadi raja pada tahun 1645 menggantikan ayahnya sultan Agung dan dinobatkan secara resmi pada tahun 1646 dan bergelar Kanjeng Susuhunan Prabu Amangkurat Agung dan sering disebut Amangkurat I. Amangku berarti memangku sedangkan Rat berarti Bumi. Dapat diartikan secara harafiah Amangkurat berati memangku Bumi. Kemudian Ia menjadi raja yang menguasai bumi Mataram yang luas warisan dari Ayahnya. Pada acara penobatannya Amangkurat I juga menyumpah semua anggota kerajaan untuk selalu mengabdi dan setia kepada rajanya. Daerah kekuasaan Mataram pada saat itu sangatlah luas. Semua kegiatan dipusatkan pada ibu kota kerajaan Mataram.

Pada masa pemerintahannya, Amangkurat I menjalin hubungan dengan VOC yang berpusat di Batavia. Hal ini sangat tidak sejalan dengan ayahnya, Sultan Agung dimana sangat memusuhi dan mengobarkan perang dengan VOC. Pada tahun 1646 ia mengadakan perjanjian dengan VOC dimana perjanjian ini berbunyi pihak VOC diizinkan membuka pos-pos dagang di wilayah Mataram, sedangkan pihak Mataram diizinkan berdagang ke pulau-pulau lain yang dikuasai VOC. Kedua pihak juga saling melakukan pembebasan tawanan.

Saat Amangkurat I memerintah kerajaan Mataram diwarnai dengan pembunuhan tokoh-tokoh señor dan penguasa-penguasa daerah yang pemikirannya tidak sejalan dengannya diantaranya Tumenggung Wiraguna dan Tumenggung Danupaya termasuk pangeran Pekik dari Surabaya, mertuanya sendiri. Amangkurat I juga menutup pelabuhan dan menghancurkan kapal-kapal di kota-kota pesisir, untuk mencegah berkembangnya kekuatan mereka karena kesejahteraan yang meningkat. Akhirnya pada tahun 1647 Amangkurat memindahkan ibukota kerajaan ke Plered yang lebih megah. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan kekuasaan dan kejayaannya. Istana ini berbahan baku bata.

Gaya kepemimpinan Amangkurat banyak menuai protes dari tokoh-tokoh disekitar istana. Mereka tidak setuju terhadap perbuatan Amangkurat I yang menyingkirkan beberapa tokoh-tokoh señor. Protes ini lama-lama berkembang menjadi pembrontakan seperti pembrontakkan adik Amangkurat I sendiri, Raden Mas Alit atau Pangeran Danupoyo. Pembrontakan ini terjadi pada saat perpindahan ibu kota kerajaan ke Plered. Pembrontakan ini dapat ditumpas oleh Amangkurat I dengan terbunuhnya Raden Mas Alit.

Selain pembrontakan Amangkurat I juga berselisih dengan Raden Mas Ramat, putra mahkotanya sendiri. Perselisihan ini disebabkan oleh berita bahwa jabatan Adipati Anom akan digantikan kepada Pangeran Singasari (putra Amangkurat I lainnya). Pada akhirnya pada tahun 1661 Mas Rahmat melancarkan aksi kudeta. Amangkurat I berhasil mempertahankan singgasananya dan dapat mengatasi para pendukung putranya. Perselisihan semakin memburuk pada tahun 1668 saat Mas Rahmat merebut calon selir ayahnya yang bernama Rara Oyi. Amangkurat I menghukum mati Pangeran Pekik mertuanya sendiri, yang dituduh telah menculik Rara Oyi untuk Mas Rahmat. Mas Rahmat sendiri diampuni setelah dipaksa membunuh Rara Oyi dengan tangannya sendiri.

Pembrontakan yang besar dan berpengaruh terhadap kekuasaan Amangkurat I adalah pembrontakan Trunajaya pada tahun 1670. Pembrontakan ini diawali dengan perkenalan Raden Mas Rahmat dengan Panembahan Rama dari Kajoran. Panembahan Rama mengusulkan agar ia membiayai menantunya, yaitu Raden Trunajaya seorang pangeran dari Madura, untuk melakukan pemberontakan. Akhirnya tanggal 2 Juli 1677 Trunajaya berhasil merebut istana Plered dan menjarahnya. Diperkirakan terjadi perselisihan antara Trunajaya dan Raden Mas Alit, sehingga sehingga Trunajaya tidak jadi menyerahkan kekuasaan kepada Raden Mas Rahmat sebagaimana yang direncanakan sebelumnya berbalik kembali memihak ayahnya.. Amangkurat I dan Mas Rahmat berhasil melarikan diri ke barat menuju ke Batavia. Mereka mencari perlindungan VOC yang bermarkas di Batavia.

Setelah mengambil jarahan, Trunajaya kemudian meninggalkan keraton Mataram dan kembali ke pusat kekuasaannya di Kediri, Jawa Timur. Kesempatan ini diambil oleh Pangeran Puger untuk menguasai kembali keraton yang sudah lemah, dan mengangkat dirinya menjadi raja di Plered dengan gelar Susuhunan ing Alaga.

 

Pada masa pelariannya menuju Batavia Amangkurat I jatuh sakit. Akhirnya Amangkurat I meninggal pada 13 Juli 1677 di desa Wanayasa, Banyumas dan berwasiat agar dimakamkan dekat gurunya di Tegalarum.Amangkurat I berwasiat agar Raden Mas Rahmat meminta bantuan VOC dalam merebut kembali takhta dari tangan Trunajaya. Mas Rahmat ini kemudian bergelar Amangkurat II dan mendirikan Kasunanan Kartasura sebagai kelanjutan Kesultanan Mataram.

 DSCN2503 DSCN2483

Diskripsi Bangunan

 

Cungkup Makam Amangkurat I

Makam Amangkurat I terletak di halaman kelima komplek yang berbentuk teras bertingkat. Bangunan cungkup yang menghadap keselatan terletak pada teras ke tiga yaitu teras yang tertinggi. Setiap teras yaitu teras pertama, kedua dan ketiga terdapat gapura bentar sebagai pintu masuk. Gapura merupakan bagunan terbuat batu bata tabpa plester. Tinggi gapura ini 150 cm dari lantai pintu. Masing-masing teras dibatasi dengan pagar talud yang juga terbuat dari batu bata. Terdapat menara kecil dari sususnan batu bata diatas pagar talud yaitu pada bagian tengah dan sudut. Bentuk menara kecil ini menyerupai puncak gapura pintu masuk teras. Lantai teras berupa tanah kecuali dibagian depan pintu masuk bangunan cungkup. Pada bagian ini yaitu pada teras ketiga, dari gapura teras 1 sampai dengan di gapura teras 3 terdapat ubin terracota. Ubin berukuran 37 cm x 37 cm. Sedangkan lebar jalan 75 cm. Nisan berada dalam bangunan cungkup berbentuk perseguí empat beratap limas bertingkat 3. Adapun luas adri bangunan ini adalah 39 m2. Dinding dan tiang bangunan terbuat dari kayu jati dicta dengan warna kuning gading. Tinggi dinding kayu kurang lebih 3,5 m sedangkan lantai terbuat dari marmer berwarna putih. Atap menggunakan genting dan pada puncaknya terdapat kemuncak yang terbuat dari logam sedangkan atap bagian dalam ditutup dengan plafon eternit. Terdapat satu pintu masuk pada bangunan ini yang atasnya diberi kuncungan. Selain itu juga terdapat pola hias geometris berbentuk segitiga pada bagian tepi dinding bangunan. Pada dinding depan cungkup, pada bagian bingkai terdapat pahatan hiasan meander. Pada dinding bagian depan terdapat lupang ventilasi masing-masing 3 buah di kiri dan kanan pintu masuk. Selain itu lubang ventilasi juga terdapat dibawah atap tingkat II. Atap bangunan disangga dengan empat suku guru dari kayu bulat yang ditopang dengan umpak batu perseguí. Nisan diberi pembatas kain putih.

 

Gapura

Gapura yang terdapat di komplek makam Tegal Arum bertipe candi bentar dan padureksa. Terdapat 7 gapura yang terdiri dari 3 gapura bentar dan 4 gapura padureksa. 4 gapura padureksa dan 1 gapura bentar berada dalam komplek makam sedangkan 2 gapura bentar saat ini berada diluar komple makam yaitu tepatnya mengapit jalan Amangkurat. Pada 2 gapura bentar ini (I dan II) tidak terdapat pagar keliling. Gapura bentar paling timar (ujung jalan Amangkurat) berukuran lebih kecil dari gapura lainya. Sedangkan gapura lainnya berukuran relatif sama, hanya pada gapura I, II dan III lebih lebar ukuran pintunya. Lebar keseluruhan 5 meter dan tingginya 3,9 meter. Lebar pintu 1,75 meter dan tingginya 2,45 meter. Gapura terbuat dari batu bata yang diplester dan dicat dengan warna putih. Hanya pada gapura VII terdapat pintu dengan jeruji besi. Bentuk gapura bentar ini terdiri dari 4 buah tembok (2 dikanan dan 2 dikiri) yang dihubungkan dengan dinding gapura. Kepala tiang bagian atas dibingkai dengan panil padma terbalik. Bagian atas tiang gapura berbentuk susunan pelipit. Gapura padureksa hampir sama bentuknya, hanya diatas gapura terdapat bentuk sulur gelung yang mengapit berbentuk seperti mahkota yang terdapat ditengah gapura.

 

Paseban

Bangunan paseban ini terletak di halaman I komplek makam Tegalarum. Bangunan ini merupakan bangunan terbuka yang beratap joglo. Keempat saka guru terbuat dari kayu jati berbentuk persegi. Terdapat dua jenis saka rawa yang menopang bangunan ini. Empat saka rawa yang terletak ditipan sudut bangunan terbuat dari batu bata yang diplester dan dicat warna putih. Sedangkan saka rawa yang lain terbuat dari kayu jati. Lantai bangunan ini merupakan ubin terakota. Lantai ini merupakan hasil pemugaran yang dilakukan pada tahun 1980. Ubin ini berukuran 36 cm x 36 cm. Adapun tebal ubin ini 2 cm. Kerangka atap joglo tumpang sari dengan penutup atap dari genteng. Luas lantai 78 m2 dan tingginya 6,5.

 

Pagar

Pagar yang terdapat di komplek makam Tegal Arum terbuat dari susunan bata. Tiap-tiap pagar mengelilingi sebuah halaman. Adapun pagar tersebut antara lain:

  1. Pagar keliling halaman gapura III

Diatas pondasi mempunyai profil lis 2 dan bagian atasnya sebagai penutup berprofil lis bawah 2 dan bagian atas 3. Bagian paling atas sebagai penutup menggunakan setengah batu bata membujur.

  1. Pagar keliling halaman gapura IV

Bagian bawah antara pondasi dan dinding terdapat profil lis bertingkat 3. sebagai penutup dinding terdapat profil lis dan bagian atas profil lis berjumlah 3 buah. Pada bagian puncak ditutup dengan susunan batu bata membujur.

  1. Pagar keliling halaman gapura V

Bagian bawah antara pondasi dan dinding pagar mempunyai profil lis 2 buah dan profil atas sebagai penutup dinding pagar terdapat profil lis 3 buah. Kemuncak dibagian atas dan bawahnya sebagai penutup atap terdapat batu bata setengah membujur.

  1. Pagar keliling halaman gapura VI

Bagian bawah antara susunan pondasi dan dinding terdapat profil lis 2. Antara dinding pagar dan penutup dinding terdapat profil lis 2 dan sebagai penutup atap terdapat profil lis 3. Bagian paling atas ditutup dengan susunan batu bata setengah membujur searah pagar.

  1. Pagar keliling halaman VII

Bagian bawah antara susuna pondasi dan dinding pagar terdapat profil lis 3. Antara dinding pagar dan penutup dinding terdapat 3 lis dan diatasnya sebagai atap terdapat profil lis 3 dan ditutup setengah batu bata membujur searah dengan pagar.

           

            Makam-makam lainnya

            Selain makam utama pada komplek makam Tegal Arum juga terdapat makam-makam lain yang antara lain:

  1. Makam Ratu Klenthing Kuning (berada di sudut halaman teras I)
  2. Makam pengawal (berada ditengah halaman V sisi timur)
  3. Makam para bupati tegal dan istrinya (berada disebelah dalam pagar selatan halaman V)
  4. Makam keturunan Amangkurat dan Bupati (makam baru berada dihalaman V sisi timur dan Barat)