You are currently viewing Kerusakan Lantai Bangunan Kolonial Dan Cara Penanganannya

Kerusakan Lantai Bangunan Kolonial Dan Cara Penanganannya

Jawa Tengah kaya akan tinggalan bangunan kolonial. Beberapa contoh bangunan kolonial ini berupa bangunan stasiun. Sebagian Stasiun ini bahkan masih banyak yang masih difungsikan. Sebagai bangunan yang telah lama berdiri tentunya banyak terjadi kerusakan pada komponennya. Kerusakan-kerusakan ini perlu mendapat penanganan khusus. Salah satu bangunan stasiun yang pernah Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah (BPCB Jateng) adalah Stasiun Jebres Surakarta. Kegiatan konservasi ini dilakukan pada tahun 2010.

Stasiun Jebres terletak di Kecamatan Jebres, Kota Surakarta dan merupakan Benda Cagar Budaya dengan No. Inventaris 11-72/Ska/TB/22. Stasiun yang dibangun pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda pada tahun 1884 ini pada mulanya merupakan stasiun Keraton Kasunanan atau stasiun utama. Susuhunan Surakarta berada di tempat ini saat menunggu jedatangan kereta dan memiliki ruang khusus. Keadaan tersebut memberikan nama lain bagi Stasiun Jebres yaitu SK, yang berarti Stasiun Kasunanan.

Secara umum bangunan Stasiun Jebres masih terlihat kokoh apabila dilihat dari konstruksi bangunan maupun konstruksi atapnya. Namun jika dicermati dari sisi non konstruksional, bangunan utama Stasiun Jebres banyak ditemukan kerusakan-kerusakan yang bersifat parsial seperti pada acian tembok luar dan dalam. Untuk itu dalam upaya pelestariannya perlu dilakukan usaha-usaha perawatan, perbaikan, pengawetan dan bila perlu dilakukan penggantian pada bagian-bagian yang rusak sesuai prinsip pemugaran bangunan cagar budaya yaitu diganti sesuai dengan aslinya. Dalam perawatan benda cagar budaya ini lebih dikenal dengan istilah konservasi.

Kondisi Bangunan Utama Stasiun Jebres

Secara struktural bangunan Stasiun Jebres masih sangat kokoh. Fondasi yang terlihat pada bagian depan serta samping, kanan dan kiri kondisinya masih baik yaitu tidak dijumpainya kemelesakan, pengembangan maupun retakan-retakan. Demikian juga kondisi spesinya juga masih baik. Untuk lebih jelasnya kondisi bagian-bagian bangunan Stasiun Jebres dari sudut pandang bidang konservasi sebagai berikut :

Lantai

Kondisi lantai pada bangunan Stasiun Jebres telah banyak mengalami penggantian dengan di pasang lantai keramik baru warna putih berukuran 30 x 30 cm. Bagian ruang tunggu lantai keramik hampir 50% rusak parah (pecah, retak,melesak, dan lain sebagainya).

Ruang utama kondisi lantai masih asli yaitu menggunakan tegel. Tegel di ruang utama ini dihiasi dengan motif sulur bunga yang indah. Namun,  di sudut tenggara ada beberapa lantai tegel yang rusak sebanyak 15 buah dan ditambal dengan peluran semen, hal ini sangat menganggu keindahan serta estetika.

Ruangan yang juga menggunakan lantai dari tegel lama adalah ruang PPKA (ruang 1 dan 2 bagian  teras kanan dan teras kiri). Pada teras di bagian teras kanan lantai tegel rusak sekitar 110 buah. Disamping itu ruang toilet juga didapatkan bahan lantai  tegel lama.

Cara Penanganan

Kondisi lantai saat ini banyak yang sudah diganti dengan keramik warna putih berukuran 30 x 30 cm. Sebetulnya lantai asli terbuat dari ubin tegel berwarna abu-abu kuning. Contoh lantai dapat dilihat pada ruang utama bangunan dimana lantai tegel memiliki ukuran 20 x 20 cm. Untuk itu dalam renovasi direkomendasikan untuk dikembalikan sesuai aslinya seperti contoh yang ada pada ruang utama bangunan Stasiun Jebres.