You are currently viewing Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya, Seni Arca Kuno (3)

Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya, Seni Arca Kuno (3)

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah telah menerbitkan beberapa buku. salah satu buku yang telah diterbitkan adalah buku berjudul Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (Prof. Sumijati Atmosudira dkk /editor). Mempertimbangkan permintaan dari masyarakat maka buku ini ditampilkan di laman ini.

Bahan yang digunakan untuk membuat arca bermacam-macam, antara lain kertas, tanah liat, logam, kayu permata, batu, dan bunga-bunga yang harum. Akan tetapi arca-arca yang ditemukan di wilayah Jawa Tengah, dari masa prasejarah sampai dengan masa kolonial, didominasi oleh bahan batu. Kemudian arca logam menempati urutan kedua.

Jenis batu yang yang sering digunakan untuk membuat arca adalah batu andesit yang sumber bahannya banyak terdapat di wilayah Jawa Tengah. Bahan batu tersebut merupakan hasil aktivitas gunung api, misalnya Gunung Merapi, Merbabu, dan Lawu. Batu andesit yang dipilih untuk membuat arca adalah yang berkualitas baik. Dalam suatu candi, batu andesit yang digunakan untuk membuat arca mempunyai kualitas lebih baik daripada batu yang digunakan untuk membuat komponen bangunan candinya. Prinsip yang sama juga diterapkan apabila kedudukan arca dalam bangunan candi digantikan oleh lingga-yoni dalam sebuah candi menduduki posisi yang paling penting. sekali lagi perlu dijelaskan bahwa candi sebenarnya adalah tempat bersemayamnya dewa atau okoh yang sudah diperdewakan dalam wujud arca.

Selain batu andesit, batu putih (limestone) juga kadang-kadang digunakan untuk membuat arca. Berdasarkan temuan arca batu yang tersebar di beberapa wilayah Jawa Tengah, diketahui bahwa arca-arca yang dibuat dari batu putih menunjukkan ciri arca yang mewakili kebudayaan pinggiran (periphery). Sumber bahannya kemungkinan diperoleh dari Pegunungan Seribu yang letaknya di bagian tenggara Jawa Tengah.

Jenis logam yang digunakan untuk membuat arca adalah emas (swarna), perak (rupya), dan perunggu (kamsya). Pemilihan jenis logam untuk bahan arca ini mempunyai kaitan dengan kedudukan dan makna simbolis dari logam yang bersangkutan. Logam emas mempunyai kedudukan paling tinggi, kemudian perak dan perunggu. Sebagai logam yang mempunyai kedudukan paling tinggi, emas adalah simbol superioritas, kemenangan, dan ilmu pengetahuan. Perak adalah simbol kekuatan dan kekayaan, sedangkan perunggu adalah simbol berkah dan kesejahteraan.

Arca logam dapat menggunakan satu jenis logam (monometalik), dapat pula menggunakan dua jenis lgam (bimetalik). Arca bimetalik menggunakan dua jenis logam secara terpisah dan digunakan untuk komponen yang berbeda.pada dasarnya, logam yang mempunyai hirarki lebih tinggi digunakan untuk komponen arca yang dipentingkan, misalnya bahan emas untuk tokohnya dan perunggu untuk lapik arcanya. Secara garis besar, kombinasi logam yang digunakan pada arca bimetalik adalah emas-perak, emas-perunggu, atau perak-perunggu. Jenis logam yang berbeda juga sering digunakan untuk mencelup seluruh arca atau melapisi bagian tertentu dari arca. Akan tetapi arca-arca yang dicelup seluruhnya ataupun dilapisi sebagian dengan jenis logam lain tidak disebut sebagai arca bimetalik.