You are currently viewing “Cagar Budaya Nasional Jawa Tengah” Bagian XVI Benteng Van Der Wijk

“Cagar Budaya Nasional Jawa Tengah” Bagian XVI Benteng Van Der Wijk

Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah pada tahun 2019 kembali menerbitkan sebuah buku. Buku ini berjudul “Cagar Budaya Nasional Jawa Tengah”. Buku ini diterbitkan guna memeberikan informasi singkat tentang cagar budaya peringkat nasional berupa bangunan, struktur, situs, dan kawasan cagar budaya yang berada di wilayah Jawa Tengah.

Buku ini diterbitkan dalam dua versi bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Halaman-halaman pada buku ini banyak dipenuhi dengan foto-foto yang diharapkankan dapat menarik bagi pembaca dan tidak membosankan.

Buku “Cagar Budaya Nasional Jawa Tengah” akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat. Sebagian buku ini telah dikirim kepada sekolah, dinas, dan perpustakaan yang telah ditunjuk. Pada saat Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah mengadakan even, buku ini juga akan dibawa dan dibagikan. Bagi sekolah ataupun perpustakaan yang menginginkan buku ini, dapat mengajukan permohonan kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah melalui Surat. Bagi masyarakat yang ingin membac secara online juga dapat membaca melalui laman kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng karena materi buku ini akan diunggah bagian perbagian. Selamat membaca.

Benteng Van Der Wijk Gombong dibangun pada tahun 1833. Pada awal pembuatannya benteng ini berfunhsi sebagai tempat logistik bagi tentara belanda yang berperang dalam perang Diponegoro (1825-1830). Namum pada tahun 1856, benteng ini berubah fungsi menjadi Pupillen School yaitu sekolah calon militer bagi anak-anak keturunan Eropa yang lahir di Hindia Belanda. Nama Van Der Wijck sendiri berasal dari nama komandan pada saat itu yang karirnya cukup cemerlang dalam membungkam perlawanan rakyat Aceh. Pada awal didirikan, benteng ini diberi nama Fort Cochius (Benteng Cochius) dari nama salah seorang Jenderal Belanda Frans David Cochius (1787-1876) yang pernah ditugaskan di daerah Bagelen (salah wilayah karesidenan Kedu).

Benteng Van Der Wijk Gombong was built in 1833. At the beginning, the fortress functioned as a logistics storage for Dutch soldiers who fought against Diponegoro (1825-1830). However, in 1856, this fortress function changed to Pupillen School, a military candidate school for European children born in the Dutch East Indies. The name of Van Der Wijck itself came from the name of the commander at that time whose career was quite brilliant in overcoming the resistance of the Acehnese people. At its inception, the fort was named Fort Cochius, the name of the Dutch Generals Frans David Cochius (1787-1876) who had been assigned in Bagelen area (one of the Kedu residency areas).