You are currently viewing Isi dan Struktur Prasasti Bagian IV, Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya

Isi dan Struktur Prasasti Bagian IV, Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah telah menerbitkan beberapa buku. salah satu buku yang telah diterbitkan adalah buku berjudul Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (Prof. Sumijati Atmosudira dkk /editor). Mempertimbangkan permintaan dari masyarakat maka buku ini ditampilkan di laman ini.

Prinsip yang sama juga digunakan pada saat bulan berubah sinarnya dari gelap menjadi terang (disebut paroterang atau suklapaksa). Dalam hal ini, tanggal juga dihitung dari satu sampai dengan limabelas. Selanjutnya cara menyebut tanggal dalam penanggalan Jawa Kuna adalah sebagai berikut:

  1. Tanggal 1 adalah pratipada
  2. Tanggal 2 adalah dwitya
  3. Tanggal 3 adalah trtya
  4. Tanggal 4 adalah caturthi
  5. Tanggal 5 adalah pancami
  6. Tanggal 6 adalah sasti
  7. Tanggal 7 adalah saptami
  8. Tanggal 8 adalah astami
  9. Tanggal 9 adalah nawami
  10. Tanggal 10 adalah docami
  11. Tanggal 11 adalah ekadaci
  12. Tanggal 12 adalah dwadaci
  13. Tanggal 13 adalah traydaci
  14. Tanggal 14 adalah caturdaci
  15. Tanggal 15 adalah pancadaci (purnnama sidhi)

Penyebutan tanggal ini berlaku bagi bulan parogelap maupun bulan paroterang, karena pada hakikatnya keduanya akan berakhir pada kenampakan bulan sempurna atau bulan purnama pada tanggal 15.

Unsur penaggalan berikutnya yang disebut adalah nama-nama hari, yang dalam sistem penaggalan Jawa Kuna dibagi menjadi tiga siklus. Siklus eman (sadwara) sering disebut dengan paringkelan, siklus lima (pancawara), dan sikuls tujuh (saptawara). Di dalam contoh di atas yang disebut kebetulan adalah tunglai (disingkat tu adalah sadwara), umanisi (legi, disingkat u adalah pancawara), dan soma (senin, disingkat so adalah saptawara). Adapun nama-nama hari dari ketiga siklus beserta singkatannya secara lengkap adalah sebagai berikut:

Sadwara                                                     Pancawara                                 Saptawara

Tunglai – tu                                                Pahing            – pa                                Aditya             – a

Hariyang – ha                                            Pon      – po                                Soma               -so

Wukung – wu                                              Wage/Wagai – wa         Anggara  – ang

Paniruan – pa                                            Kaliwuan – ka               Buddha                        -bu

Was            – wa                                         (U)manis – (u)ma                      Wrhaspati  -wr

Maulu        – ma                                         Cuka    – cu                                Canaiccara -ca

Konversi nama-nama hari siklus saptawara dengan nama-nama hari dalam kalender Tarkih Umum adalah sebagai berikut:

Aditya                       = Minggu

Soma                       = Senin

Anggara                 = Selasa

Buddha                  = Rabu

Wrhaspati              = Kamis

Cuka                      = Jumat

Canaiccara            = Sabtu

(foto: Ilustrasi prasasti)