Jika pernah menggunjungi tempat-tempat pengumpulan koleksi temuan arkeologi atau museum, mungkin objek yang cukup menarik perhatian adalah sebuah batu datar berupa pelandas berbentuk persegi panjang dan batu giling atau batu gandik berbentuk silinder. Objek ini disebut sebagai batu pipisan. Batu pipisan merupakan peralatan untuk menghaluskan biji-bijian, ramuan tumbuhan atau untuk menghaluskan oksida besi yang digunakan sebagai zat perwarna.
Cara penggunaannya adalah benda yang akan di haluskan diletakkan pada batu pipisan, kemudian digiling dengan batu giling yang digunakan secara horisontal. Batu pipisan sudah di kenal sejak jaman prasejarah dan masih digunakan sampai sekarang. Awalnya batu pipisan tidak dibuat secara khusus seperti bentuk yang sekarang ini. Batu pipisan hanya berupa batu yang mempunyai cekungan. Bentuk ini kemudian berkembang menjadi bentuk tertentu.
Masyarakat di daerah tertentu masih menggunakan peralatan ini. Bahkan ada kepercayaan bahwa jika saat menggunakan pipisan dan patah, orang tersebut akan menghadapi kemalangan atau kesialan. Untuk menanggulangi hal tersebut seseorang tersebut harus diruwat.
Sumber: Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya Terbitan BPCB Jateng bekerjasama dengan Jurusan Arkeologi, FIB, Universitas Gadjah Mada
Foto Batu Pipisan Temuan Situs Liyangan
