Hariharamurti

Hariharamurti adalah penggambaran Siwa (Hara) dan Wisnu (Hari) dalam satu individu. Dalam penggambaran tersebut, Siwa ditempatkan di posisi kanan, sedangkan Wisnu di sisi kiri. Sebuah sumber menyebutkan bahwa keberadaan Harihara menjadi tanda terjadinya sinkretisme antara sekte Saiwa dan sekte Waisnawa. Apabila asumsi tersebut benar, maka sudah selayaknya untuk mengkaji lebih lanjut kemungkinan adanya sinkretisme yang dimaksud di Kawasan Dieng, mengingat arca Harihara ditemukan di Dieng.

            Arca Harihara yang ditemukan di Dieng digambarkan dalam posisi duduk di atas padmasana dalam sikap wajraparyankasana. Penggambarannya tidak sebagaimana pakem untuk menggambarkan Harihara, dimana sisi kanannya adalah Siwa dan yang kiri adalah Wisnu. Pada ikon Harihara Dieng, atribut Siwa dan Wisnu tidak dipisahkan dengan tegas di bagian kanan dan kiri ikon, melainkan bercampur. Harihara Dieng digambarkan bertangan empat, kedua tangan yang di belakang masing-masing memegang laksana Siwa berupa aksamala dan camara. Sementara tangan kanan yang di depan memegang laksana Wisnu yang berupa sangkha dan tangan kirinya menunjukkan sikap samadi. Atribut lainnya, yaitu jatamakuta dan upawita ular lebih menunjukkan atribut Siwa dari pada Wisnu. Jatamakuta-nya juga menarik untuk ditelaah, karena tidak sesuai dengan pakem penggambaran Harihara. Seharusnya mahkotanya pun separuh, yang sebelah kanan, jatamakuta dan separuh yang kiri kiritamakuta, yang merupakan mahkota Wisnu (Buku Dewa Dewi Masa Klasik terbitan BPCB Jateng).

hariharaHarihara dari Dieng  (Foto: Ania)