You are currently viewing Gunung Bagian I (Peninggalan Arkeologi di Pereng Wukir Susundara-Sumving)

Gunung Bagian I (Peninggalan Arkeologi di Pereng Wukir Susundara-Sumving)

Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah telah menerbitkan sebuah buku berjudul Peninggalan Arkeologi di Pereng Wukir Susundara-Sumving pada tahun 2018 lalu. Walaupun buku ini dapat dimiliki namun terkadang karena keterbatasan jumlah banyak masyarakat yang kurang beruntung. Berdasar kondisi diatas maka agar masyarakat tetap dapat menyerap informasi dari buku tersebut di laman ini akan ditampilkan isi buku secara bagian perbagian. Isi dari laman ini sama persis seperti apa yang ada dalam buku Peninggalan Arkeologi di Pereng Wukir Susundara-Sumving. Agar dapat ditemukan dengan mudah, maka tiap judul akan disertakan judul bukunya. Pada kesempatan pertama akan dimulai dengan bagian awal yaitu Gunung. Selamat membaca.

Gunung sebagai tempat sakral merupakan konsep universal. Tempat para dewa, Garwah nenek moyang, juga pemberi kesejahteraan sekaligus kematian. Gunung memberikan kesejahteraan karena material vulkanik gunung api menjadikan tanah subur. Wilayah gunung memiliki curah hujan tinggi, sehingga memungkinkan tanaman yang tumbuh menyimpan air. Hal inilah yang menjadi sumber air baik di permukaan maupun di – bawah permukaan tanah. Air sebagai sumber kehidupan manusia tampak dari keberadaan pemukiman di sekitar sungai. Manusia akan selalu berada di dekat sumber daya yang diperlukan bagi kelangsungan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan akan air, sangat bergantung pada sumberdaya dari wilayah gunung api. Kehidupan masyarakat masa Jawa Kuno yang kompleks antara lain ditunjukkan melalui hidup dan tinggal menetap di suatu lokasi. Memiliki sumberdaya bagi kelangsungan hidupnya, berorganisasi, dan mengenal religi. Kelompok masyarakat yang tinggal di suatu tempat tertentu dalam jangka waktu lama memerlukan berbagai fasilitas. Mereka perlu berlindung dari alam dan menjalankan religi yang mereka anut.

Peninggalan Arkeologi di Pereng Wukir Susundara-Sumving, Tim Penyusun, Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah