You are currently viewing Daftar Raja-Raja (bagian 3), Candi Sewu dan Sejarah Pemugarannya

Daftar Raja-Raja (bagian 3), Candi Sewu dan Sejarah Pemugarannya

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah sampai saat terus menerbitkan buku bertema Cagar Budaya. Beberapa buku yang telah diterbitkan merupakan buku yang cukup sering digunakan untuk referensi guna melakukan tindakan pelestarian suatu cagar budaya. Buku-buku ini sering disebut sebagai buku “Babon” karena sangat memegang peranan penting. Salah satu buku “Babon” ini adalah Buku Candi Sewu dan Sejarah Pemugarannya. Adapun tim penulis buku ini adalah Penasehat/editor : IGN Anom, Penanggung Jawab : Tri Hatmaji, Tim Penyusun terdiri dari Ketua : Kusen, Anggota : I Made Kusumajaya, Gutomo, Rusmulia Ciptadi H, Murdjijono, Sudarno, dan Suhardi. Buku ini diterbitkan sebagai bagian Proyek Pelestarian / Pemanfaatan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah 1991- 1992. Untuk lebih memudahkan akses masyarakat untuk dapat membaca buku ini, laman ini akan menampilkan bagian per bagian dari buku Candi Sewu dan Sejarah Pemugarannya.

Nama tokoh dan nama/ gelar raja- raja yang memerintah di Jawa Tengah seperti disebut pada Prasasti Wanua Tengah III dapat diurutkan sebagai berikut:

  1. Rahyangta I Hara Adik Rahyangta Ri Mdang
  2. Rake Panangkaran (746 – 784 M)
  3. Rake Panaraban (784- 803 M)
  4. Rake Dyah Warak Manara ( 803- 827 M)
  5. Dyah Gula (827 – 828 M)
  6. Rake Garung (828- 847 M)
  7. Rake Pikatan Dyah Saladu (847 – 855 M)
  8. Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala (855- 885 M)
  9. Dyah Tangwas ( 885 M)
  10. Rake Panumwangan Dyah Dewendra (88- 885 M)
  11. Rake Gurunwangi Dyah Bhadra (887 M)
  12. Rake Wungkalhumalang Dyah Jbang ( 894- 898 M)
  13. Rake Watukura Dyah Balitung (898- 908 M)

Dibandingkan dengan daftar raja- raja yang termuat dalam Prasasti Mantyasih (Kedu) 907 Masehi, daftar raja -raja dalam prasasti wanua tengah III 908 Masehi ini terlihat lebih panjang dan lebih banyak memberi informasi berkenaan dengan masa pemerintahan seorang raja. Memang dalam prasasti wanua tengah III nama Sanjaya tidak disebut, tetapi dapat diduga bahwa yang disebut Rahyangta Ri Mdang yaitu Kakak Rahyangta I Hara adalah Sanjaya. Menurut Boechari, Sanjaya diperkirakan naik tahta tahun 171 Masehi, yaitu tahun permulaan tarikh Sanjaya yang hanya digunakan oleh raja daksa dalam dua prasastinya ( Boechari, tanpa tahun : 11).

Dengan ditemukannya Prasasti Wanua Tengah III dapat diduga bahwa masa pemerintahan Sanjaya di Jawa Tengah terus berlangsung sampai tahun 746 Masehi ketika dia digantikan oleh Rake Panangkaran. Penemuan Prasasti Wanua Tengah III yang penuh dengan informasi penting akan mengubah atau melengkapi penulisan sejarah yang telah ada, khususnya yang yang berkaitan dengan masalah raja- raja dan masalah tentang adanya satu atau dua dinasti yang pernah memerintah di Jawa Tengah. Namun, demikian tidak pada
tempatnya pembahasan persoalan tersebut diuraikan dalam laporan ini, sebab tujuan penulisan sub bab ini hanya untuk memberikan gambaran tentang latar belakang sejarah Candi Sewu.

Akhirnya berkaitan dengan keterbatasan jangkauan penulisan hanya dikemukakan satu hal yang terpenting yaitu: berdasarkan prasasti Manjusrigrha, Candi Sewu telah disempurnakan pada tahun 792 Masehi. Tahun itu termasuk dalam masa pemerintahan Rake Panaraban ( 784 – 803 m). Mengingat pada tahun 792 Masehi candi telah disempurnakan, maka awal pembangunannya kemungkinan besar
sudah dimulai sejak masa pemerintahan Rake Panangkaran ( 746 – 784).