You are currently viewing Candi Sewu dan Sejarah Pemugarannya, Letak dan Lingkungan (Bagian 1)

Candi Sewu dan Sejarah Pemugarannya, Letak dan Lingkungan (Bagian 1)

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah sampai saat terus menerbitkan buku bertema Cagar Budaya. Beberapa buku yang telah diterbitkan merupakan buku yang cukup sering digunakan untuk referensi guna melakukan tindakan pelestarian suatu cagar budaya. Buku-buku ini sering disebut sebagai buku “Babon” karena sangat memegang peranan penting. Salah satu buku “Babon” ini adalah Buku Candi Sewu dan Sejarah Pemugarannya. Adapun tim penulis buku ini adalah Penasehat/editor : IGN Anom, Penanggung Jawab : Tri Hatmaji, Tim Penyusun terdiri dari Ketua : Kusen, Anggota : I Made Kusumajaya, Gutomo, Rusmulia Ciptadi H, Murdjijono, Sudarno, dan Suhardi. Buku ini diterbitkan sebagai bagian Proyek Pelestarian / Pemanfaatan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah 1991- 1992. Untuk lebih memudahkan akses masyarakat untuk dapat membaca buku ini, laman ini akan menampilkan bagian per bagian dari buku Candi Sewu dan Sejarah Pemugarannya.

Candi Sewu terletak di dukuh Bener, desa Bugisan, kecamatan Prambanan, kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Dari Yogyakarta Candi Sewu dapat dicapai dengan menyusuri jalan raya yogya- solo, setelah sampai di taman wisata candi Prambanan, kemudian berbelok ke kiri atau ke utara dan kurang lebih 1,5 km dari belokan, Candi Sewu dapat dilihat berdiri di sebelah kiri jalan yang menuju arah utara tersebut. Jarak dari Yogyakarta menuju Candi Sewu kira-kira 17 km. Secara geografis Candi Sewu terletak pada ketinggian 160,793 meter dari permukaan laut. Candi ini dulunya merupakan sebuah desa yang dikelilingi oleh pemukiman penduduk. Di sebelah utara candi terdapat pemukiman penduduk candirejo dan tanah persawahan. Di sebelah timur candi terdapat pemukiman penduduk dukuh Baner serta jalan tembus menuju kecamatan manisrenggo, kabupaten Klaten. Di sebelah selatan candi terdapat bekas tanah persawahan, dan bekas tanah pemukiman desa Tlogo yang telah dikosongkan untuk lokasi taman wisata candi Borobudur- Prambanan, unit Prambanan. Daerah di sebelah barat candi berbatasan dengan desa ngangkruk dan kali opak yang jaraknya sekitar 1,5 km dari kompleks Candi Sewu.

Lingkungan tanah di sekitar Candi Sewu, sejak jaman penjajahan belanda merupakan perkebunan tebu. Dalam sistem penanaman tebu, tanah digali rata- rata dengan kedalaman 60 cm. Kedalaman yang demikian cukup merusak strata tanah serta menghancurkan sisa-sisa peninggalan purbakala yang berada di bawahnya. Selain itu daerah di sekitar Candi Sewu dulunya juga merupakan tempat pembuatan
bata. Kegiatan – kegiatan seperti itu turut mempengaruhi rusaknya lingkungan di sekitar Candi Sewu, yang menyebabkan hilangnya sejumlah besar data arkeologi penting sehingga tidak dapat ditelusuri lagi jejaknya.