You are currently viewing Candi Sukuh (Peninggalan Arkeologis di Lereng Barat Gunung Lawu)

Candi Sukuh (Peninggalan Arkeologis di Lereng Barat Gunung Lawu)

Candi Sukuh salah satu bangunan Candi masa Majapahit akhir. Struktur halaman candinya di susun berteras seperti halnya struktur punden berundak dari tradisi Megalitik. Sesuai dengan konsep Megalitik maka halaman yang paling tinggi di yakini sebagai areal yang paling sakral (suci). Yakni puncak Gunung Lawu. Selain itu bangunan juga meninggi ke arah timur, yakni arah matahari terbit. Dengan demikian, candi ini mempunyai dua orientasi yakni orientasi chtonis dan kosmis.

Kemegahan tersebut antara lain ditandai dengan keberadaan bangunan induk berbentuk piramida terpancung, meskipun tidak memiliki bilik candi. Selain itu, pada halaman itu terdapat bangunan-bangunan penunjang, di antaranya soubasement. Obelisk (tugu) yang diberi relief, patung-patung, diantaranya adalah patung Garuda dan Kura-kura.

Pembentukan halaman tampak mengikuti kontur bentang lahan yang berbentuk lereng. Batas halaman diperkuat dengan batuan andesit gundul. Di tiap – tiap batas antara halaman I, II dan III di lengkapi dengan gapura berbentuk gapura berbentuk Candi Paduraksa.

Nama Candi Sukuh pertama kali di sebut dalam laporan Johnson yang berkedudukan sebagai residen Surakarta pada tahun 1915 M. Penyebutan itu sesuai dengan nama tempat di mana candi itu berada.

Relief dua figure manusia dipahat berurutan dari atas ke bawah : keduanya dengan ekspresi muka seram tampak pada penggambaran mata bulat, mulut terbuka sehingga tampak gigi taringnya, tangan kanan memegang senjata. Sikap duduk kakang sehingga tampak kemaluan yang berukuran besar. Relief tersebut dipahat di kanan- kiri ambang masuk pintu 1.

Relief lain yang dipahatkan pada pintu masuk adalah kepala kala, yakni pada ambang pintu masuk baik sisi depan maupun belakang. Kepala kala candi Sukuh unik karena digambarkan berjanggut panjang, sehingga membedakannya dengan kepala kala di candi-candi lain. Selain keunikan ornamen, terdapat keunikan lain yakni bidang tempat penempatan pahatannya. Kepala kala Candi Sukuh dipahat masuk kedalam langit-langit atap.