You are currently viewing Candi Merak

Candi Merak

Oleh: Tri Windari Putri

Bentuk peninggalan sejarah masa kerajaan banyak ditemukan di Kabudapen Klaten. Ditemukan berbagai macam bangunan candi yang diperkirakan dibangun oleh kerajaan pada masa Hindu-Budha. Dahulu bangunan candi digunakan sebagai tempat ibadah dan upacara keagamaan agama. Salah satu candi yang terdapat di Klaten ialah Candi Merak, candi ini ditemukan di Desa Karangnonggko, Kecamatan Karangnongko. Bangunan Candi Merak berlatar belakang agama hindu yang diperkirakan dibangun pada abad VIII-IX Masehi  pada masa Kerajaan Mataram kuno.

Candi Merak memiliki ukuran panjang 8,86 meter, lebar 13,5 meter, dan memiliki tinggi 12 meter. Nama Merak diperkirakan diambil karena di wilayah sekitar candi terdapat banyak sarang burug merak. Candi Merak terdiri oleh 1 candi induk yang berdenah bujur sangkar yang menghadap ke timur dan juga terdapat candi Perwara yang berjumlah tiga dan menghadap ke barat. Selain itu terdapat juga tangga masuk di sebelah timur candi yang memiliki pipi tangga berhiaskan kalamakara. Bagian tubuh terdapat lima buah relung, salah satunya terdapat arca Durgamahisasuramardhini. Atap candi terdiri dari tiga tingkat dan berbentuk bujur sangkar yang dihiasi oleh 12 relung. Terdapat satu relung yang memilki relif arca duduk di atas padmasana.

Selain itu hal unik yang dimiliki oleh Candi Merak ialah dengan dimilikinya motif geometris dan ragam hias tumbuhan yang terdapat di Candi Merak. Ragam hias geometris yang terdapat di relief candi. Memiliki bentuk lingkaran oval, dan bujur sangkar yang diluarnya dibingkai oleh kelopak bunga. Ragam hias tumbuhan biasanya berupa ornamen tumbuhan yang terdapat pada candi. Ragam hias ini ditemukan pada relief candi berupa bunga teratai yang disebut dengan Purnakalasa sebagai lambang kebahagiaan dan keberuntunga. Ragam hias kombinasi yaitu percampuran antara ragam geometris belah ketupat dan ragam hias tumbuhan, ornamen ini ditemukan pada pelipit pada bagian kaki candi.

Candi Merak sejak ditemukan telah mengalami beberapa kali pemugaran. Pemugaran pertama terjadi pada bagian kaki dan tubuh yang dilaksanakan pada tahun 2007 dan 2010. Pemugaran bagian atap candi dilakukan pada tahun 2011. Pemugaran dilakukan dengan mengganti batu-batu penyusun candi yang telah lapuk dan rusak dengan batu baru yang sesuai. Saat ini Candi Merak telah tersusun dengan rapi dan terawat.

Referensi: Fakhruddin Mustofa, Atlas Budaya (Edisi Candi) Meneropong Candi dari Aspek Geospasial Tahun 2015, Jakarta, Badan Informasi Geospasial, 2016

M. Rita Istari, Motif Hias Pada Pelipit Candi, Badan Arkeologi Yogyakarta vol. 33 No. 1 Mei 2013

T.M. Rita Istari, Candi-Candi diJawa Motif dan Maknanya, Yogyakarta, Kepel Press, 2015