You are currently viewing “Cagar Budaya Nasional Jawa Tengah” Bagian III Borobudur

“Cagar Budaya Nasional Jawa Tengah” Bagian III Borobudur

Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah pada tahun 2019 kembali menerbitkan sebuah buku. Buku ini berjudul “Cagar Budaya Nasional Jawa Tengah”. Buku ini diterbitkan guna memeberikan informasi singkat tentang cagar budaya peringkat nasional berupa bangunan, struktur, situs, dan kawasan cagar budaya yang berada di wilayah Jawa Tengah.

Buku ini diterbitkan dalam dua versi bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Halaman-halaman pada buku ini banyak dipenuhi dengan foto-foto yang diharapkankan dapat menarik bagi pembaca dan tidak membosankan.

Buku “Cagar Budaya Nasional Jawa Tengah” akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat. Sebagian buku ini telah dikirim kepada sekolah, dinas, dan perpustakaan yang telah ditunjuk. Pada saat Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah mengadakan even, buku ini juga akan dibawa dan dibagikan. Bagi sekolah ataupun perpustakaan yang menginginkan buku ini, dapat mengajukan permohonan kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah melalui Surat. Bagi masyarakat yang ingin membac secara online juga dapat membaca melalui laman kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng karena materi buku ini akan diunggah bagian perbagian. Selamat membaca.

Pembangunan Candi Borobudur diduga didirikan secara bertahap oleh tenaga kerja sukarela yang bergotong royong demi kebaktian ajaran agama pada masa pemerintahan Dinasti Sailendra. Candi Borobudur dinilai sebagai puncak perkembangan agama Buddha di wilayah tersebut. Hal ini dapat dilihat dari pahatan relief, susunan patung maupun arca Buddha yang menunjukkan agama tersebut telah mencapai taraf kompleks sebagai wahana besar (mahayana) yang banyak dianut oleh masyarakat. Pada tahun 1991 Candi Borobudur bersama-sama dengan Candi Pawon dan Candi Mendut ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia yang diberi nama Borobudur Temple Compounds.

 The construction of the Borobudur Temple was established gradually by volunteers who worked together for religious services during the Sailendra Dynasty reign. It can be seen from the relief sculpture, arrangement of statues and Buddha statues that show this religion has achieved a complex level as a Great Vehicle (Mahayana) which broadly followed by the community. In 1991 along with Pawon Temple and Mendut Temple, Borobudur Temple was determined by the UNESCO as a World Cultural Heritage named Borobudur Temple Compounds.