You are currently viewing “Cagar Budaya Nasional Jawa Tengah” Bagian II Masjid Agung Surakarta Kauman

“Cagar Budaya Nasional Jawa Tengah” Bagian II Masjid Agung Surakarta Kauman

Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah pada tahun 2019 kembali menerbitkan sebuah buku. Buku ini berjudul “Cagar Budaya Nasional Jawa Tengah”. Buku ini diterbitkan guna memeberikan informasi singkat tentang cagar budaya peringkat nasional berupa bangunan, struktur, situs, dan kawasan cagar budaya yang berada di wilayah Jawa Tengah.

Buku ini diterbitkan dalam dua versi bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Halaman-halaman pada buku ini banyak dipenuhi dengan foto-foto yang diharapkankan dapat menarik bagi pembaca dan tidak membosankan.

Buku “Cagar Budaya Nasional Jawa Tengah” akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat. Sebagian buku ini telah dikirim kepada sekolah, dinas, dan perpustakaan yang telah ditunjuk. Pada saat Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah mengadakan even, buku ini juga akan dibawa dan dibagikan. Bagi sekolah ataupun perpustakaan yang menginginkan buku ini, dapat mengajukan permohonan kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah melalui Surat. Bagi masyarakat yang ingin membac secara online juga dapat membaca melalui laman kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng karena materi buku ini akan diunggah bagian perbagian. Selamat membaca.

Keberadaan Masjid Agung Surakarta Kauman tidak terlepas dari peristiwa pemindahan Keraton Kartasura ke Surakarta pada tanggal 17 Februari 1745. Pada masa pemerintahan Pakubuwana II. Pemindahan ini terjadi karena imbas dari peristiwa Geger Pecinan yang membuat Keraton Kartasura hancur.

The Great Mosque of Kauman Surakarta was closely related with the relocation of Kartasura Palace to Surakarta on February 17, 1745, during the reign of Pakubuwana II. This relocation was as an impact of Geger Pecinan incident which destroyed the Kartasura Palace.

Pembangunan keraton baru di Surakarta juga diikuti dengan pembangunan masjid yang dirintis oleh Pakubuwana II. Sebagian bahan bangunan yang digunakan untuk membangun Masjid Agung Surakarta merupakan bekas Masjid Agung Kartasura yang ikut dibawa oleh Pakubuwana II. Pembangunan masjid dilanjutkan di masa pemerintahan Pakubuwana III yang  dimulai pada tahun 1757 M.

New palace was built in Surakarta so do the mosque which was initiated by Pakubuwana II. Some of materials used for constructing the Great Mosque of Kauman Surakarta came from the former Kartasura Great Mosque that was brought by Pakubuwana II.