You are currently viewing Benteng Vastenburg: Bangunan Kokoh di Pusat Kota Surakarta

Benteng Vastenburg: Bangunan Kokoh di Pusat Kota Surakarta

Oleh Ade Maulida Shifa

Gambar 1. Kenampakan Benteng Vastenburg sekitar 1930

(sumber: digitalcollections.universiteitleiden.nl)

Kota Surakarta (Solo) menjadi salah satu wilayah yang pernah diduduki oleh pemerintahan Hindia Belanda. Jejak sejarahnya, dapat dijumpai hingga masa sekarang yaitu dengan keberadaan benteng Vastenburg. Didirikan pada 1745, benteng ini berada di pusat Kota Surakarta dengan memiliki bentuk benteng yang cukup unik.

Baron van Imhoff, Gubernur Jenderal Belanda yang pada saat itu tengah memimpin pemerintahan, merencanakan benteng ini sebagai pusat pertahanan berkenaan dengan perdagangan yang ada di Jawa. Namun, melihat keletakan benteng yang cukup dekat dengan wilayah keraton, Benteng Vastenburg diduga menjadi sebuah tekanan terhadap Keraton Surakarta untuk tidak berbuat macam-macam. Pasalnya, terdapat meriam yang siap ditujukan ke keraton apabila mengancam keberadaan Belanda yang ada di wilayah itu.

Dalam perkembangannya, benteng Vastenburg juga digunakan pusat kegiatan militer yang dilengkapi oleh beberapa fasilitas misalnya kantor, dapur, gudang guna keperluan senjata dan keperluan sehari-hari, asrama, serta ruang terbuka. Di sekeliling benteng terdapat permukiman Belanda dan terdapat para pedagang sehingga menjadi pusat perdagangan Belanda.

Gambar 2. Benteng Vastenburg tampak atas

(sumber: cagarbudaya.kemdikbud.go.id)

Bangunan bergaya Indische ini memiliki bentuk yang khas berupa bujur sangkar dengan dindingnya berbahan batu bata, ketinggian 6 meter. Pada setiap sudut pada benteng ini, memiliki sebuah ruangan yang menojol biasa disebut bastion. Dulunya, terdapat jembatan yang berguna menuju pintu gerbang benteng karena pada keliling Bentenng Vastenburg terdapat parit yang berguna menghadang musuh. Sayangnya keberadaan jembatan ini tidak dapat dijumpai di masa sekarang dan hanya menyisakan parit yang dangkal. Di dalam benteng terdapat bangunan sebagai tempat tinggal prajurit penjaga benteng dan lapangan di tengah benteng berguna sebagai tempat apel pada masa itu.

Dengan memiliki nilai sejarah yang cukup tinggi pada masa penjajahan kolonial Belanda, Benteng Vatenburg memiliki potensi untuk dikembangkan. Sebagai benteng yang didirikan oleh pihak Belanda, benteng ini dapat dikatakan menjadi salah satu ciri khas Kota Surakarta (Solo) yang menjadi kota perjuangan Bangsa Indonesia. Melihat keletakan yang strategis pula, benteng ini sangat dapat dikembangkan menjadi objek wisata budaya karena berada pada lingkungan yang kental akan bangunan-bangunan kolonial misalnya Kantor Bank Indonesia, Kantor Telkom Indonesia Cabang Solo, Pusat Grosir Solo (PSG), Kantor Pos Solo, dan Pusat Perbelanjaan Luwes Loji Wetan.

Sempat terbengkalai selama beberapa tahun, Benteng Vastenburg akhirnya telah menjadi Cagar Budaya yang ditetapkan pada 2010 dan telah dilakukan restorasi pada bangunan situs Benteng Vastenburg. Hingga kini, keberadaan Benteng Vastenburg masih berdiri kokoh ditengah pusat kota Surakarta dan tetap lestari menjadi peninggalan pemerintahan Hindia Belanda.

Referensi

Priyomarsono, Naniek W. 2010. MENGUAK TABIR BENTENG VASTENBURG DI SURAKARTA pada The Working Team of Inventory and Identification Of Forts in Indonesia. Jakarta: Pusat Dokumentasi Arsitektur.

Siregar, H. P. L. 2017. Kawasan Benteng Vastenburg sebagai Museui Kota Surakarta dengan Pendekatan Infill Design. Skripsi: Universitas Sebelas Maret.

http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2014102300165/benteng-vastenburg