Arca Ganesa

Ganesa adalah salah satu dewa yang digambarkan dalam wujud teriomorfik, yaitu berwujud manusia yang berkepala gajah. Penggambaran ini memberikan kemudahan untuk mengidentifikasikan apabila kita menemukan arcanya.

Keberadaan kepala gajah di tubuh Ganesa tersebut mempunyai latar cerita yang menarik, sehingga versi cerita yang muncul pun sangat beragam. Tanpa bermaksud mengecilkan versi mitologi yang lain, kiranya dapatlah dikemukakan satu mitologi yang dimaksud. Ganesa adalah putra Siwa dan Parwati. Kelahirannya dilatari oleh permintaan Indra dan para dewa lainnya, agar Siwa menciptakan tokoh yang dapat mengalahkan asura (raksasa) yang ingin menguasai tempat tinggal para dewa. Siwa kemudian menyerahkan salah satu kekuatannya (amsa) dalam wujud seorang pemuda tampan yang lahir dari rahim Parwati. Pemuda tersebut diberi nama Vighneswara (Penyingkir Rintangan), yang kelak diperintahkan untuk mengalahkan para asura.

Parwati sangat bangga akan ketampanan putranya, karenanya ia mengundang para dewa untuk memamerkan putranya. Semua dewa memandang kagum kepada Vighneswara, kecuali Sani (Saturnus). Sani tidak mau memandang Vighneswara, karena ia membawa kutukan istrinya, bahwa apa saja yang dipandangnya akan berubah menjadi abu. Meskipun sudah menolak, Parwati tetap meminta Sani memandang putranya. Akibatnya, kepala Vighneswara pun hancur menjadi abu, karena dipandang oleh Sani. Parwati sangat berduka karenanya. Brahma pun kemudian menghibur Parwati dan berjanji memulihkan kepala putranya dengan kepala makhluk pertama yang dilihatnya. Secara kebetulan makhluk yang pertama dijumpai Brahma adalah seekor gajah. Itulah sebabnya mengapa Ganesa berkepala gajah.

Dewa berkepala gajah ini sangat populer dan banyak pemujanya. Para pemuja Ganesa menyebut dirinya sebagai penganut sekte Ganapatya. Ganapati adalah sebutan bagi Genesa dalam kedudukannya sebagai pimpinan para gana. Gana adalah makhluk kahyangan yang termasuk di dalam kelompok pariwara kecil yang bertugas sebagai pasukan pengawal Siwa.

Popularitas Ganesa pada masa Jawa Tengah Kuna dapat ditunjukkan melalui populasi arcanya yang cukup banyak dan tersebar di berbagai tempat. Tidak hanya itu, juga ditunjukkan pula melalui variasi bahannya. Berdasarkan pengamatan terhadap arca-arca Ganesa yang ditemukan, kiranya dapatlah dikemukakan bahwa Ganesa tidak hanya dipuja dalam kedudukannya sebagai parswadewata dalam candi yang diperuntukkan bagi Siwa. Ganesa juga dipuja secara mandiri, baik sebagai kuladewata maupun sebagai istadewata.

Ganesa dikenal sebagai dewa ilmu pengetahuan, kebijaksanaan, kesuburan, dan penghancur segala rintangan. Karenanya ia dipuja di banyak tempat. Sebagai dewa ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan, Ganesa dipuja sebagai istadewata oleh banyak orang. Hingga kini, Ganesa pun masih digunakan sebagai simbol dalam kaitannya dengan perannya sebagai dewa Ilmu pengetahuan dan kebijasanaan, misalnya digunakan oleh Institut Teknologi Bandung. Demikian juga di rumah-rumah, Ganesa dipuja pada saat hendak memulai perjalanan, melakukan bisnis, dan untuk menolak bahaya. Sebagai Penghancur rintangan, Ganesa sering ditempatkan di daerah yang rawan bahaya, misalnya di tempat penyeberangan, di pinggir sungai yang arusnya deras, atau di dekat bendungan. Arca Ganesa Bara (Blitar, Jawa Timur) merupakan satu contoh penempatan Ganesa di pinggir sungai, yaitu Sungai Brantas.