Temuan Artefak Litik

0
1732

Lokasi situs bangunan megalitik yang disurvei di wilayah Kabupaten Empat Lawang pada umumnya dekat dengan aliran sungai, sehingga tim melakukan pula penjajakan dan pengamatan di beberapa titik sungai. Aliran sungai yang dikunjungi meliputi Sungai Musi Hulu, Sungai  Nibung, dan mengunjungi pula sungai Kikim dan aliran cabang sungai Kikim yang terletak di wilayah Lahat. Dari pengamatan itu berhasil ditemukan sejumlah artefak batu baik tipe massif maupun tipe serpih. Bahan batuan yang dipergunakan pada artefak batu tersebut antara lain Jasper, meta gamping, chert, fosil kayu, dan batuan andesit. Dapat disebutkan jenis artefak batu yang ditemukan meliputi kapak perimbas, penetak, serpih besar, serpih dan bilah. Diantara temuan alat- alat litik tersebut, terdapat satu temuan yang sangat jelas dengan ciri calon beliung. Sayangnya calon beliung ini tidak utuh lagi, namun bentuk utuhannya masih dapat dikenali yaitu memiliki kondisi bentuk 50% dengan jejak teknologis berupa pangkasan selang seling pada bagian dorsal hingga dorsal dan bagian yang hilang pada distal. Batuan yang digunakan pada calon beliung tersebut adalah batuan rijang yang sudah mengarah kepada beliung persegi.

 

Berdasarkan pengamatan terhadap alat litik, secara umum dari keseluruhan temuan memiliki keausan yang tebal ditandai dengan pembundaran alat litik yang tinggi. Pembundaran pada alat litik disebabkan oleh adanya gesekan pada permukaan, terutama pada bagian tajaman alat tersebut dan pada alur/garis-garis pangkasan di permukaan alat pada saat tertransportasi oleh aliran air. Semakin tinggi intensitas gesekan, maka alat litik tersebut akan semakin membundar. Hal ini memberi arti bahwa semakin lanjut tingkat pembundaran pada alat litik yang ditemukan pada lokasi pengendapan terakhirnya, maka semakin jauh lokasi asal/pengendapan awal tersebut. Sebaliknya, jika tingkat pembundaran pada alat litik rendah, maka semakin dekat lokasi asal/pengendapan awal (Hidayat, 2001).

Bersambung…

(artikel ini ditulis oleh Nasruddin, disadur dari tulisan yang berjudul “Potensi Data Prasejarah Dari Lahat Hingga ke Empat Lawang”, yang telah dipublikasikan dalam buku “Megalitik Pasemah, Warisan Budaya Penanda Zaman”)