Tampaknya dalam kurun waktu yang panjang ,memperlihatkan ada pekembangan kemajuan dalam tradisi megalitik. Arca megalitik besemah tampil begitu indah dan perhiasan tubuh (kalung dan gelang kaki) . Arca megalitik besemah telah mengakomodasikan segalah aspek yang bernilai tinggi yang datang dari luar . Pahatan sudah menujukkan keterampilan teknik yang maju dengan bermacam-macam unsur budaya yang telah mempengaruhi. Indikasi yang menunjukan unsur-unsur budaya luar terletak pada berbagi bagian tubuh serta pakaian dan hiasannya. Bagian bagian yang menujukkan pengaruh budaya luar dapat di lihat pada bagian tutup kepala, bentuk fisik tubuh, perlengkap pakain, dan pakaiannya. hal ini dapat di lihat seperti pada pahatan sebagai berikut;
- Arca-arca megalitik di Besemah banyak yang digambarkan mengenakan pelengkap pakaian, seperti adanya pahatan nekara perunggu, belati atau pedang. Pahatan ini menggambarkan alat-alat kelengkapan hidup yang pada awalnya dimiliki oleh orang-orang yang tinggal di daerah Dong-son, Vietnam (Soejono, 1982-1983; Gildern, 1945).
- Teguh Asmar menyatakan adanya pengaruh luar khususnya dari segi bentuk tubuh (fisik) arca-arca megalitik yang seolah-olah menggambarkan bentuk prototif orang Negro, dengan ciri-ciri hidung pesek dan bibir tebal. Dalam temuan terakhir di situs Kute-ghaye, ada arca yang dipahatkan berambut keriting yang digambarkan dengan bentuk melingkar.
- Sementara peneliti Ullman, Westenenk, Tombrink, dan lain-lain, cenderung mengatakan arca-arca megalitik Besemah dipengaruhi budaya India. Mereka menyatakan bahwa peninggalan itu dipengaruhi oleh budaya Hindu.
- Temuan lukisan kepala naga pada dinding kubur batu di Kute-ghaye menunjukkan pengaruh budaya Cina. Oleh van Heekeren mengatakan kubur-kubur batu yang monumental di dusun Kute-ghaye diduga berasal dari Cina.
- Hasil rangkuman Peter Bellwood, menyatakan bahwa budaya megalitik pasemah termasuk dalam unsur budaya Austronesia (Bellwood P.,2000)
Dari pendapat-pendapat di atas, hasil budaya megalitik di Besemah sudah berhubungan dengan budaya luar dengan tingkat akulturasi yang sangat kompleks. Hal itu menandakan bahwa pendukung budaya megalitik Besemah sudah menguasai pengetahuan yang sangat tinggi yang dapat menyaring dan menyeleksi budaya luar yang baik dan benar.
Ciri-ciri pahatan megalitik Besemah yang menunjukkan tanda-tanda masuknya budaya luar, sudah menunjukkan pola pikir nenek moyang pada dataran tinggi tersebut begitu fleksibel. Mereka menganggap masuknya unsur-unsur asing tidak akan melenyapkan budaya terdahulu (asli), tetapi justru masuknya budaya asing dipandang sebagai unsur yang dapat memperkaya budaya sendiri. Sikap toleran ini sangat mempengaruhi hasil cipta (karya), rasa, dan karsa (budaya) nenek moyang. Hal ini dapat dibuktikan dengan tampilnya budaya material dalam bentuk megalitik yang sangat dinamis, yang berhasil menampilkan peninggalan budaya Batu Besar yang sangat unik, langka, dan penuh dengan kreasi-kreasi baru yang keluar dari lingkungan lama yang statis.
(ditulis oleh: Nasruddin, artikel ini disadur dari tulisan yang berjudul “Megalitik Pasemah; Penanda Zaman Selaras Alam”, yang telah dipublikasikan dalam buku “Megalitik Pasemah, Warisan Budaya Penanda Zaman”)